PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: BULOG Dinilai Tepat Melakukan Impor Beras

Sabtu, 17 Desember 2011

BULOG Dinilai Tepat Melakukan Impor Beras


Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia mengungkapakan Perum BULOG tepat melakukan import beras, hari ini, dalam seminar bertema menyoal data perberasan nasional di gedung MNC.
Yeka, Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia menilai Impor beras tepat dilakukan oleh BULOG sebagai implikasi dari kelangkaan beras di pasaran untuk didapat BULOG? Karena kalau tidak konsumen bisa di rugikan,? tambahnya.
Sebelumnya dia menjelaskan kelangkaan beras tersebut diakibatakan karena tidak semua sawah di tanami padi, petani yang kehilangan lahan pertaniannya, menurunnya produktivitas petani, serangan hama penyakit, banjir dan kekeringan, dan yang terakhir adalah kerusakan infrastruktur petani sperti irigasi. ” 40 % kerusakan infrastruktur di Jawa Barat, ” katanya.
Yeka juga mengungkapkan ramalannya tentang kenaikan beras yaitu bulan Desember sampai Januari.” Diprediksi Desember- Januari harga naik gila – gilaan, Februari-Maret- April harga turun, dan kelangkaan Oktober – Nopember,” tegasnya.
Di acara yang sama ketua Komisi IV DPR RI Romahurmuziy menyampikan, kelangkaan beras dikarenakan Bulog sendiri berebut dengan para tengkulak untuk mendapat beras dari produsen atau petani.” bulog hanya menyerap beras petani enam sampai tujuh persen, bulog kalah dengan mekanisme pasar,” ujarnya.
Ketua komisi V DPR dalam penyampaian materi seminar juga memaparkan kebijakan pemerintah tentang perberasan nasional berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No 7 Tahun 2009 tentang kebijakan perberasan yang berlaku sejak 1 januari 2010.
Beberapa isi kebijakan tersebut di antaranya; mendorong dan memfasilitasi penggunakan benih padi unggul bersertifikat, penggunakan pupuk anorganik dan organik secara seimbang, tantang pengurangn kehilangan pasca panen padi, tentang irigasi, memfasilitasi perluasan lahan penghijauan sebagai tempat tangkapan air, fasilitas investasi, tentang kebijakan pembelian gabah/beras dalam negeri, penyediakan beras bersubsidi untuk masyarakat rendah, tentang penyediakan cadangan beras pemerintah, dan kebijakan ekspor- impor.
Senada dengan yang di ucapakan Nunung ( akademisi IPB ) yang juga pembicara dalam acara tersebut, menganggap Bulog tidak bisa menyerap beras petani karena berebut dengan tengkulak. Selain itu juga Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana ITB ini menambahkan, kelangkaan yang terjadi karena perubahan budaya seperti di Indonesia Timur yang semula makan sagu dan gandum mulai beralih ke nasi.
Sebelum acara diskusi ditutup, Moderator menyampaikan kesimpulan yang juga menjadi saran kepada pemerintah seperti menjadikan sektor pertanian menjadi prioritas pemerintah untuk memberikan lebih dari enam persen dari APBD guna ketahanan pangan.

Tidak ada komentar: