Minggu, 26 Februari 2012
Siswono: Impor Beras Sangat Tidak Pantas
Siswono Yudohusodo, Anggota Komisi IV DPR RI yang juga pernah menjabat sebagai menteri di era Orde Baru menilai, kebijakan impor beras yang dilakun Perum Bulog, termasuk yang di Lampung hari ini, sangatlah tidak pantas dilakukan.
"Tidak pantas itu (impor beras dari India), karena Lampung itu kan provinsi yang surplus beras. Dan, sekarang ini kan mau panen raya. Tadi saya dari atas pesawat ke sini (Lampung) melihat sawah-sawah banyak yang mulai menguning," tukasnya ditemui di sela-sela kunjungan kerjanya ke Lampung, Senin (20/2/2012).
Seperti diberitakan, hari ini, sebanyak 15.000 ton beras impor asal India mulai masuk ke Lampung melalui Pelabuhan Panjang. Beras ini rencananya digunakan untuk menjaga stok beras Bulog Divre Lampung.
Namun, menurut Siswono, mengingat Lampung merupakan daerah lumbung beras, harusnya Bulog memprioritaskan pengadaan beras dari lokal.
"Gudang Bulog Lampung itu harusnya dipenuhi beras-beras dari petani lokal, bukan justru dari luar," tutur politisi yang pernah berprofesi sebagai petani dan aktivis ini.
Ini Alasan di Balik Rajinnya Bulog Impor Beras
Sepanjang 2011, Bulog melakukan impor beras sebanyak 2,75 juta ton, meskipun sebenarnya bisa membeli dari petani dalam negeri. Apa alasan Bulog?
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, Bulog melakukan impor beras hanya untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara produsen beras dunia.
"Produksi dunia cukup baik, harga cukup bagus, negara-negara pengekspor ini hanya Vietnam dan Thailand, India juga mengekspor jadi harga dunia cenderung turun. Tapi kalau bisa tidak impor, tapi tetap menjaga hubungan," ujar Sutarto saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (20/2/2012).
Karena itu, Sutarto menyatakan Bulog telah menyiapkan L/C (letter of credit) sebesar Rp 3 triliun untuk menyerap produksi dalam negeri.
"Kita bekerja keras untuk mendapatkan pengadaan dalam negeri, Bulog melakukan berbagai langkah, dengan menyediakan L/C Rp 3 triliun yang kita kirim ke daerah," jelasnya.
Pada awal masa panen bulan ini, Sutarto mengaku telah menyerap sekitar 16 ribu ton beras produksi dalam negeri.
"Bulog untuk panen hari ini telah menyerap 16 ribu ton kontrak seluruh Indonesia. Itu di Jawa Tengah yang paling banyak, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara," paparnya.
Sutarto menyatakan harga untuk pembelian beras yang dilakukan Bulog mencapai Rp 6.500 untuk Pulau Jawa dan Rp 6.600 untuk Aceh.
"Di saat HPP (harga pembelian pemerintah) Rp 5.060, kita berani Rp 6.500 di Pulau Jawa dan Rp 6.600 untuk Aceh," jelasnya.
Seperti diketahui, dari 2,75 juta ton beras impor yang dibeli Bulog tahun lalu, terbanyak datang dari Vietnam yaitu 1,78 juta ton dengan nilai US$ 946,5 juta. Sementara beras dari Thailand sebanyak 938,7 ribu ton dengan nilai US$ 533 juta.
Beras impor dari Cina pun juga cukup banyak masuk ke Indonesia sepanjang tahun lalu, yaitu 4,7 ribu ton dengan nilai US$ 15,5 juta. Sementara beras dari Pakistan yang masuk sebanyak 4,1 ribu ton dengan nilai US$ 6,3 juta dan dari Pakistan sebanyak 14,3 ribu ton dengan nilai US$ 6,1 juta, serta negara lainnya sebanyak 10,2 ribu ton dengan nilai US$ 5,8 juta.
Beras Impor Mengandung Serangga
Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Bandarlampung mengamankan 15 ribu ton beras impor asal India di Pelabuhan Panjang. Hal ini karena beras impor tersebut sudah terinfestasi (tempat atau wadah) serangga hidup jenis kumbang khapra (trogoderma granarium everts).
’’Infestasi berlaku untuk binatang yang hinggap dan berkembang biaknya arthropoda di permukaan tubuh manusia atau suatu alat. Sedangkan tempat atau peralatan yang terinfestasi adalah apabila alat atau tempat tersebut memberikan tempat berteduh bagi arthropoda atau rodensia,’’ terang Kepala BKP Kelas I Bandarlampung R. Fauzar Rochani seraya mengatakan bahwa beras impor telah membawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).
Fauzar menambahkan, hama serangga hidup ditemukan saat pihaknya memeriksa beras impor asal India yang diangkut menggunakan kapal MV. Yangtze Brilliance. Menurut dia, serangga hidup ini patut diwaspadai karena merupakan salah satu OPTK berjenis kumbang khapra. Ia menuturkan, India ditetapkan sebagai salah satu negara endemis kumbang khapra. ’’Sedangkan Indonesia telah dinyatakan bebas dari serangga hidup tersebut melalui notifikasi,” ungkapnya.
Fauzar menyatakan bahwa pihaknya sudah menjelaskan keberadaan hama serangga hidup di dalam beras impor asal India itu kepada Perum Bulog. ’’Sebelumnya, Bulog sempat protes terhadap kebijakan dan tindakan karantina yang kami lakukan. Tetapi akhirnya, mereka (Bulog) bisa menerima dan memahaminya,” kata dia.
Ditegaskannya, media pembawa harus dikenakan tindakan di tempat pemasukannya apabila tidak mencantumkan kolom disinfestation atau disinfection treatment. ’’Atas dasar itulah, kami melakukan tindakan karantina atau biasa disebut fumigasi. Proses fumigasi ini dilakukan oleh fumigator yang terakreditasi Badan Karantina,” tambahnya.
Fumigasi ini, masih menurut Fauzar, berdasarkan surat edaran Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian yang menegaskan status kumbang khapra di Indonesia masih steril. ’’Karenanya, beras impor ini masih dikarantina. Jika dilepas, maka Lampung bisa terkena serangga hidup seperti kumbang khapra,” pungkasnya.
Pada bagian lain, Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihang mengatakan, tidak perlu mengkhawatirkan permasalahan beras impor selagi untuk kepentingan masyarakat. Bulog akan merasa rugi manakala tidak ada bahan makanan atau harga naik.’’(Beras impor) ini buat antisipasi jika untuk dipergunakan di Lampung,” terang Berlian.
Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setprov Lampung Arinal Junaidi memaparkan bahwa beras dengan total 25 ribu ton yang berasal dari India bukan untuk Lampung. Beras tersebut hanya bersandar untuk sementara waktu menunggu pendistribusian ke Sumatera Bagian Selatan, Bengkulu dan Jambi.
Pemprov Lampung sendiri tahun 2012 tidak akan melakukan impor dikarenakan stok masih dipandang cukup. ’’Impor beras yang dilakukan Bulog Divre Lampung dari India itu bukan untuk Pemprov Lampung. Insya Allah, Lampung tahun ini tidak melakukan impor beras dikarenakan stok masih cukup,” ujar Arinal.
Dia menambahkan, koordinasi antara pemprov dengan Bulog mengenai pemanfaatan 190 ribu ton beras petani semuanya diperuntukkan masyarakat Lampung yang diadakan sendiri. ’’Terjadinya impor kemarin itu dikarenakan Pelabuhan Panjang memenuhi persyaratan bersandar kapal-kapal dari luar untuk berlabuh. Namun, pendistribusian beras asal India tersebut untuk Sumbagsel, Bengkulu dan Jambi,” terangnya lagi.
Dia menyebutkan, untuk stok beras Lampung sendiri diperkirakan baru habis pada medio Maret dan April 2012. Selanjutnya, setelah pemprov berkonsultasi dengan Bulog, pada tahun depan tidak ada lagi beras impor yang masuk Lampung.’’Lampung masih memiliki stok lebih kurang 20 ribu ton dan saat ini sudah ada di gudang untuk kepentingan bulan Maret dan April,” kata dia.
Dijelaskannya bahwa swasembada beras bisa dilakukan pemprov jika sarana pendukung seperti saluran pengairan yang ada di kabupaten/kota jangan digunakan untuk hal di luar pertanian. Serta mengatur dengan seksama tata ruang persawahan yang ada di Lampung.
’’Perbaikan irigasi yang ada di kabupaten/kota harus dilakukan dan kita meminta pengendalian pupuk dilakukan pemerintah. Sehingga jika faktor pendukung dilaksanakan, program swasembada beras bisa dihasilkan,” kata mantan kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung itu.
Sabtu, 25 Februari 2012
Tahun 2012 Jangan Impor Beras
Anggota Komisi IV DPR, Rofi Munawar, di Jakarta, Kamis (23/2/2012), menilai kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) beras Rp 6.600 per kilogram yang dipatok pemerintah mencapai 27 persen dan sangat kompetitif dengan harga pasar.
Kenaikan ini harus direspons cepat dan kreatif oleh Bulog dengan memaksimalkan serapan beras dari petani, apalagi sebentar lagi menginjak masa panen raya. Oleh karena itu, skema impor beras tidak perlu dilakukan selama tahun 2012.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Rabu (22/2/2012), memastikan, HPP untuk beras sebesar Rp 6.600 per kilogram.
Rofi, yang menjabat sebagai Ketua Kelompok Komisi (Kapoksi) IV F-PKS, menjelaskan, Bulog selama ini selalu beralasan bahwa penyerapan beras petani terkendala HPP yang rendah sehingga tidak menarik bagi petani.
Namun, sering kali disisi lain Bulog lemah kreativitas dan kurang berusaha dalam menjemput gabah ke petani sehingga kalah cepat dibandingkan dengan tengkulak.
Bulog yang pada tahun 2012 diberi anggaran sebesar Rp 19 triliun dan Inpres HPP beras sebesar Rp 6.600 seharusnya mampu menunjukan peningkatan kinerja yang lebih baik.
"Sistem manajemen serapan beras Bulog harus progresif, efisien, dan mudah diakses oleh para petani. Selama ini bulog dibekali dengan berbagai macam insentif, berupa harga, infrastuktur, dan regulasi, tetapi tetap saja mengimpor beras," ujarnya.
Impor Beras Tahun Ini 2,2 Juta Ton
Pemerintah berencana mengimpor 2,2 juta ton beras pada tahun ini. Impor itu dikatakan untuk menjaga ketahanan pangan nasional di tengah ketidakpastian iklim dan ancaman bencana.
Hal itu dikemukakan pelaksana harian Direktur Perluasan dan Pengelolaan Lahan Kementerian Pertanian Tangkas Pandjaitan di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (16/2/2012).
"Kami harapkan impor itu sebenarnya hanya untuk menjaga stok saja," kata Tangkas yang menghadiri acara Sinkronisasi Program dan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra di Kendari.
Lebih jauh Tangkas mengatakan, beras impor nantinya hanya digunakan sebagai cadangan beras pemerintah untuk mengantisipasi jika terjadi bencana alam dan gangguan produksi.
"Itu rencana pemerintah kalau terpaksa untuk memenuhi kebutuhan pangan karena adanya perubahan iklim yang luar biasa yang susah diantisipasi," katanya.
Sementara untuk menggenjot produksi, Tangkas mengatakan, secara nasional tahun ini pemerintah akan mencetak 100.093 hektar lahan sawah baru. Anggaran yang disiapkan untuk itu mencapai Rp 1,4 triliun.
Pencetakan lahan baru itu bisa menambah produksi beras sekitar 300.000 ton. "Dengan pencetakan sawah dan perbaikan irigasi, diharapkan impor akan berkurang," kata Tangkas.
Kamis, 23 Februari 2012
Stok Nasional- Pemerintah Akan Impor Beras 2 Juta Ton
JAKARTA - Pemerintah memastikan tahun ini akan kembali mengimpor beras sebanyak 2 juta ton. Impor dilakukan untuk memastikan stok beras nasional tetap terjaga, mengingat produksi dalam negeri dinilai tidak mencukupi.
Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengatakan, sebelumnya pemerintah tidak berniat untuk melakukan impor beras.Pemerintah bahkan sebelumnya memperkirakan tahun ini akan terjadi kenaikan produksi beras. Namun, ternyata hingga Februari 2012 total jumlah panen belum mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri. Sebelumnya, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berhasil menyerap 16.000 ton beras dalam negeri pada panen Februari 2012.Beras yang diserap berasal dari Jawa Tengah,Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
“Panen sebenarnya baik,tapi kita masih butuh impor maksimal 2 juta ton,” kata Gita di Jakarta kemarin. Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, pihaknya berkomitmen menyerap beras dalam negeri sebanyak mungkin agar impor tidak lagi diperlukan. Untuk pembelian pada Februari ini, tegas dia, Bulog bahkan membeli beras dengan harga Rp6.500/kg. ”Berapa pun akan diserap. Kita akan bekerja keras untuk mendapatkan pengadaan dalam negeri dan kalau bisa jangan impor,”katanya.
Sutarto menambahkan, untuk menyerap beras dalam negeri, Bulog telah menyiapkan letter of credit (L/C) senilai Rp3 triliun.Harga pembelian akan berada pada kisaran Rp6.500/kg-Rp6.600/kg, yakni untuk di Pulau Jawa hingga Aceh.Menurutnya, Bulog juga bahkan telah melakukan berbagai langkah untuk mengamankan stok beras dalam negeri.
Bulog bahkan pada 2012 berkomitmen untuk meningkatkan stok beras hingga menjadi 3,5 juta ton untuk menjaga kestabilan harga. Stok ini diharapkan berasal dari penyerapan produksi dalam negeri dan juga tambahan dari rencana impor beras
Sabtu, 18 Februari 2012
Pemerintah Nggak Tanggap Tekan Kenaikan Harga Beras
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan DPR mendesak pemerintah memperhatikan nasib rakyat miskin. Lonjakan harga beras harus secepatnya dihentikan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bi¬dang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur menilai, permasalahan beras di Indonesia tidak hanya berkutat seputar har¬ganya. Tapi, juga ma¬¬¬salah pro¬duk¬si yang minim.
“Kita tetap ingin produksi te¬tap ditingkatkan dan harga sta¬bil,” pinta Natsir kepada Rakyat Mer¬deka di Jakarta, kemarin.
Menurut Natsir, harapan terse¬but bisa terwujud asalkan Indo¬nesia memiliki sistem logistik yang kuat, efektif, efisien dan aman. Karena hal ini sangat mem¬¬pengaruhi distribusi beras di pasar domestik dan bersaing di ting¬kat internasional.
“Kita meli¬hat saat ini berbagai aspek untuk memenuhi kebutuh¬an logistik belum tercapai. Aki-batnya harga beras di beberapa kota pun sudah mulai beranjak naik,” ujarnya.
Di Jawa Tengah, kenaikan har¬ga beras sebesar 3,95 persen me¬micu inflasi di Januari 2012. Laju inflasi menjadi 0,42 persen de¬ngan indeks harga konsumen (IHK) 127,29, lebih tinggi dari Desember 2011 yang hanya 0,37 persen dengan IHK 126,76.
Kepala Bidang Statistik Dis¬tribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Jam Jam Zamach¬syari mengatakan, inflasi pada Januari 2012 disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,43 per¬¬sen. Komoditas yang mem¬beri¬kan sumbangan terbesar in¬flasi adalah beras, minyak goreng cu¬rah, telur ayam ras, rokok kre¬tek filter, dan gula pasir.
Menurut Jam Jam, harga beras IR 64 super / C4 I yang biasa di¬kon¬sumsi masyarakat naik 2,61 persen dari rata-rata Rp 8.668 per kg pada Desember 2011 menjadi Rp 8.894 per kg di Januari 2012. Untuk beras IR 64 I / C4 II naik 3,95 persen dari Rp 8.010 men¬jadi Rp 8.376 per kg.
“Harga beras naik kare¬na stok yang kurang di pasaran akibat belum masuk masa panen raya. Bila panen raya tiba di Februari-Maret menda¬tang, harga beras paling-paling turun Rp 200-Rp 300 per kilogram,” jelasnya.
Natsir menyebutkan, kenaikan harga beras ini bisa akibat siklus tahunan karena pada awal tahun biasanya masuk masa paceklik. Panen raya biasanya mulai di¬lakukan akhir Maret, tetapi bila kenaikan harga terus merambat naik, pemerintah perlu mengan¬tisipasi. Seperti memper-cepat penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin).
“Ini hal penting karena 60-70 per¬sen dari pendapatan me¬reka rata-rata habis untuk beli bahan pa¬ngan,” timpal Natsir.
Anggota Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi menilai, pemerin¬tah ti¬dak mampu menjalankan kebija¬kan untuk mengelola sek¬tor per¬tanian secara benar dan tertib. Buktinya, kata dia, pe-merintah hingga kini belum mengambil sikap apapun perihal melonjak¬nya harga beras.
“Seharusnya, pe¬me¬rintah se¬gera tanggap menge¬nai masalah ini. Jangan sampai har¬ga beras terus menerus beran¬jak naik,” katanya kepada Rakyat Merdeka.
Disamping itu, lanjut Viva, ke¬adaan ini di¬perparah dengan ku¬rang¬nya per¬hatian pemerintah men¬cetak lahan sawah baru. Se¬tiap tahun lahan pertanian yang di¬ubah jadi lahan industri men-capai 80-100 ribu hektare per ta¬hun.
“Sementara untuk mem¬buka lahan sawah baru hanya 100 ribu hektar per lima tahun. Jadi, per tahunnya lahan sawah baru hanya sekitar 20 ribu hektar,” jelasnya.
Politisi PAN ini juga menilai, pemerintah kurang tanggap dengan rusaknya berbagai ma¬cam sarana infrastruktur untuk menunjang produksi pertanian.
Sebagai contoh, pemerintah ku¬rang tanggap membenahi sistem pengairan alias irigasi untuk area pesawahan di berba¬gai tempat. “Itu semua kan pe¬ning¬galan sejarah Orde Baru. Kok hingga kini, tak kunjung pula dibenahi,” ujarnya.
Viva juga menilai Bulog belum optimal dalam menyerap daya jual beras dari petani. Menurut-nya, petani di Indonesia lebih me¬nyukai menjual berasnya ke¬pada tengkulak ketimbang ke-pada Bu¬log. “Ini dikarenakan har¬ga yang di¬tawarkan Bulog ma¬sih sangat rendah,” tandasnya.
Sedangkan Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso menjelaskan, kendati Bulog memiliki fungsi komersial, pihaknya tidak ber¬upaya mencari keuntungan se¬besar-besarnya, karena juga ha¬rus menjalankan fungsi sebagai sta¬bilisator harga.
Menurut dia, petani tidak boleh lagi menjual gabah dan beras di bawah harga pembelian peme¬rin¬tah (HPP). Sementara itu, konsu¬men tidak boleh membeli beras dan gabah dengan harga yang tidak wajar. “Semua cara sedang dilakukan. Nantinya, PSO dan komersial akan dimainkan untuk kepentingan nasional,” katanya.
Sebelumnya, Perum Bulog me¬ngaku siap menyediakan beras se¬bagai cadangan nasional dalam jumlah banyak. Sutarto menga¬takan, pihaknya butuh beras hing¬ga 5,869 juta ton tahun ini. Jum¬lah itu untuk berbagai pe¬nya¬luran kebutuhan, yaitu bantuan raskin sekitar 3,4 juta ton, penyaluran be¬ras OP (Ope¬rasi Pasar) komer¬sial 280 ribu ton, beras cadangan bencana alam 56 ribu ton, beras OP murni 133 ribu ton dan ca¬dangan tetap akhir di gudang Bulog sebanyak 2 juta ton.
”Dengan semua ke¬bu¬tuhan itu, maka Bulog harus mampu se¬diakan 5,8 juta ton beras tahun ini, yang dipenuhi dari berbagai sumber,” kata Sutarto.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi (persentase ke¬naikan semua harga barang se¬cara umum) bulan Januari 2012 sebesar 0,76 persen. Secara year on year, laju inflasi mencapai 3,65 persen. Sedangkan laju inflasi inti sebesar 0,44 persen dan laju inflasi inti year on year sebesar 4,29 persen.
Pjs Ke¬pala BPS Suryamin menjelas¬kan, penyumbang inflasi terbesar awal 2012 ini adalah ba-han maka¬nan terutama beras. Me¬nurutnya, bobot bahan makanan ter¬hadap inflasi sebesar 0,45 per¬sen “Penye¬bab utama inflasi ma¬sih beras de¬ngan andil sebesar 0,18 pers¬en,” ujarnya.
Sulit Dapatkan Beras, Warga Makan Jagung
Menikmati nasi yang terbuat dari beras seolah menjadi mimpi bagi sebagian besar warga Desa Resowinangun, Kecamatan Sumowono, Kab Semarang. Sulitnya mendapatkan beras karena harganya yang mahal memaksa warga mengkonsumsi nasi jagung. Diakui warga, untuk mengolah nasi jagung memang membutuhkan proses cukup panjang, berbeda dengan nasi dari beras. Untuk membuat nasi jagung, warga harus mengupas dahulu kulit jagung dan membuangnya. Setelah itu jagung yang sudah kering dipisahkan dari tongkol, barulah biji jagung ditumbuk sampai halus dan diayak. Hasil ayakan berupa tepung jagung inilah yang kemudian ditanak menjadi pengganti nasi. Meski makan nasi jagung warga tidak mempermasalahkan karena daripada mengeluarkan uang 9 ribu rupiah hanya untuk 1 kilogram beras.
Anak-anak mengaku senang dengan nasi jagung yang disediakan oleh orang tuanya. Mereka dengan lahap menyantap nasi jagung dengan lauk pauk seandanya. Jagung sendiri bagi warga Resowinangun merupakan salah satu tanaman komoditas utama. Warga lebih banyak menanaman jagung daripada padi, mengingat pengairan di wilayah ini juga cukup sulit. (Tata Rahmanta-Kab.Semarang)
Harga Beras Naik, Pemkab Bandung Siapkan OP
Menyusul terus merangkaknya harga beras di Kabupaten Bandung, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung berencana akan melakukan operasi pasar (OP). Rencananya, sebanyak 36 ton beras siap disebarkan di empat pasar tradisional, dan masing-masing pasar akan dijatah sebanyak 9 ton.
Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Dadang Hermawan, saat ini harga beras di pasaran mengalami kenaikan lebih dari 10%. Harga beras kualitas terbaik sudah mencapai Rp9500 per kilogram dari harga sebelumnya Rp8500 per kilogram. Sedangkan beras kualitas menengah dari sebelumnya dijual seharga Rp7500 per kilogram kini menjadi Rp8500 per kilogram.
"Kami telah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperindag) dan Bulog. Kami sepakat akan menggelar operasi pasar di Pasar Banjaran, Soreang, Beleendah dan Pangalengan," ujar Dadang, Senin (16/1/2012).
Alasan pemilihan keempat pasar tersebut, lanjutnya, karena keempat wilayah tersebut padat penduduk serta pasokan beras dari distributor kurang. Sedangkan, tanaman padi lokal di kawasan ini juga banyak yang rusak dan sebagian diantaranya belum panen.
"Kenaikan harga ini terjadi karena saat ini ada beberapa wilayah sentra padi di Jawa Tengah dan Jawa Barat mengalami gagal panen, akibat terlalu banyak curah hujan,"ungkapnya.
Diperkirakan, harga beras akan kembali stabil antara Februari hingga Maret, seiring dengan segera tibanya musim panen raya.[ang]
Harga Beras Mahal, Warga Minta OP Digelar
Seiring harga beras yang terus naik selama beberapa hari terakhir di sejumlah daerah di Kabupaten Garut, permintaan masyarakat terhadap bantuan beras untuk keluarga miskin (raskin) pun turut melonjak. Selain itu, warga pun berharap Pemkab Garut menggelar operasi pasar (OP) untuk membantu meringankan masyarakat miskin mendapatkan beras dengan harga murah.
Kepala Desa Sakawayana Kecamatan Malangbong Asep Jalaluddin mengatakan, biasanya pihaknya menerima jatah raskin sebanyak 4,6 ton untuk sekitar 500 rumah tangga miskin (rtm) perbulannya. Namun permintaan terhadap raskin ternyata terus meningkat, terlebih kian mahalnya harga beras saat ini. Di daerah Malangbong, harga beras saat ini mencapai sekitar Rp8.000 per kilogram.
"Jangankan untuk mereka yang terbilang miskin, melihat harga beras mahal seperti sekarang ini, saya juga merasakannya berat membelinya," kata Asep, Rabu (11/1/2012).
Menurutnya, dirinya sudah mengajukan peningkatan kuota raskin untuk rumah tangga miskin di daerahnya menjadi 7,5 ton raskin ke Pemkab Garut. "Tapi sampai sekarang tak ada responnya. Padahal warga terus-terusan menanyakannya. Apalagi untuk bulan Januari ini, biasanya telat," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (Apdesi) Kecamatan Karangpawitan, Ayi Basar, permintaan masyarakat terhadap raskin di setiap desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Karangpawitan mengalami kenaikan dua kali lipat.
Ayi berharap Pemkab Garut segera mengadakan operasi pasar untuk mengatasi hal tersebut. Dengan catatan, operasi pasar dilaksanakan melalui desa/kelurahan agar tepat sasaran.
"Saya tanya rekan-rekan kades di beberapa kecamatan, semuanya menjawab sama, permintaan raskin melonjak akibat harga beras naik," ujarnya.
Pantauan INILAH.COM, harga beras di sejumlah pasar tradisional saat ini berkisar Rp8.800 - Rp 9.500 per kilogram, dari semula berkisar Rp 7.000 - Rp 7.600 perkilogram.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Kabupaten Garut Yudi Setia Kurniawan menyebutkan, kenaikan harga beras berkisar Rp 200 hingga Rp 400 perkilogram perharinya. Dia menduga, penyebab mahalnya harga beras sebagai akibat terjadi paceklik di beberapa daerah sentra penghasil beras yang dipicu musim hujan
Beras Mahal, Warga Boyolali Makan Jagung
Warga Desa Sampetan, Kecamatan Ampel yang tinggal di lereng Merbabu mengaku memilih makan nasi jagung daripada beras. Pasalnya, harga beras jauh lebih mahal dibanding dengan jagung.
Selain itu, sebagian besar penduduknya menanam jagung di ladang mereka. “Jagung lebih murah dibanding beras. Kami tidak perlu membelinya karena setiap ladang warga menanam jagung. Ini merupakan alternatif makanan pokok setelah beras. Kami memilih jagung lokal bukan jenis hibrida,” tutur Sarni, Warga Baturejo, Sampetan Ampel saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (25/1).
Sarni menambahkan jagung putih setelah ditepungkan tidak banyak seratnya. Jagung dihaluskan dengan cara ditumbuk bukan menggunakan mesin penggiling jagung. Sebab, jika harus diselepkan akan membutuhkan banyak uang.
Menurutnya, daripada uang untuk menyelepkan jagung menjadi tepung lebih baik untuk membeli bumbu dan kebutuhan lainnya.
Kondisi yang demikian bukan hanya dialami warga Dukuh Baturejo saja. Akan tetapi, warga dari dukuh lain seperti Cemorosewu, Ganduman serta Sukorame juga mengonsumsi nasi jagung. Pasalnya, baik pada musim kemarau ataupun penghujan tidak ada makanan pokok lain yang menggantikan jagung.
“Sebagian besar petani memilih mengkonsumsi jagung. Harganya jauh lebih murah sekitar Rp2.300/kg. Jika beras harganya lebih mahal dua kali lipatnya yaitu Rp7.000-Rp9.000/kg,” tambah Narni, warga lain.
Pada umumnya, warga lereng Merbabu menanam jagung di ladang sendiri. Mereka lalu menyimpan jagung dalam bentuk klobotan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup hingga beberapa bulan.
Lahan di Sampetan itu seperti umumnya pertanian di lereng gunung. Tekstur tanah yang miring, berhawa dingin dan tidak cocok ditanami padi. Selain jagung dan sayuran, tanaman tembakau merupakan unggulan daerah setempat.
Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD Boyolali, Dwi Adi Agung Nugroho pun mengatakan sebagian besar masyarakat setempat memang mengonsumsi jagung untuk makan sehari-hari.
Beras Mahal, Warga Garut Nyaris Terancam Kelaparan
Masih mahalnya harga beras, akibat kenaikan harga yang ”ngageureudeug” (amat-sangat masif), mengakibatkan adanya warga Kabupaten Garut yang kini berkondisi nyaris terancam kelaparan.
Beberapa penarik becak, termasuk mengaku bernama Ukun(36) kepada Garut News di Kawasan Pengkolan, Rabu, mengemukakan selama sepekan terakhir setiap harinya rata-rata hanya bisa menghasilkan uang berkisar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.
”Bisa dibayangkan dengan penghasilan itu, harga beras diatas Rp9 ribu/kg, besarnya biaya anak sekolah setiap harinya, juga keperluan pokok lain, sehingga kerap terpaksa mengonsumsi kukusan pisang mentah,” katanya.
Keluhan senada mengemuka dari beberapa pemulung termasuk Ny. Unah, juga mengaku setiap hari mengais rejeki dengan cara ”gacong” di pasar Guntur, dari hasil usahanya rata-rata setiap hari bisa mengantongi uang berkisar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu.
Ditemui terpisah Ketua Komisi D DPRD setempat, dr H. Helmi Budiman, MM kepada Garut News katakan, tingginya harga beras tersebut, patut segera disikapi Pemkab dengan melakukan beberapa penanganan penanggulangan.
Diantaranya secepatnya mengeluarkan beras cadangan dari gudang Bulog, menyusul kalangan petani pun saat ini masih banyak mulai melakukan penanaman.
Kemudian juga segera digelar ”operasi pasar” (OP) beras murah, yang tak hanya pada satu lokasi melainkan dilaksanakan di berbagai tempat, yang kondisi penduduknya berkondisi rawan daya beli.
Selain itu pelaksanaan OP hendaknya tak hanya satu kali, melainkan juga bisa digelar beberapa kali, sekaligus sebagai peringatan agar lumbung padi masyarakat semestinya lebih digalakan lagi pada setiap desa, bahkan di masing-masing perkampungan.
Helmi Budiman mengingatkan pula, ”setiap tahunnya produk beras Garut mengalami surplus ratusan ribu ton, justru jangan seperti fenomena tikus mati di lumbung padi”, katanya.
Terus ditingkatkannya upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, serta perlu dimilikinya cadangan, menyusul kalangan petani penggarap termasuk komunitas rentan rawan daya beli.
Kemudian ”beras untuk masyarakat miskin” (Raskin), agar proses penyalurannya disertai kebijakan menyeluruh agar jelas pendistribusiannya, prioritaskan masyarakat yang tidak mampu, karena peruntukannya pun untuk warga miskin.
Didesak pertanyaan Garut News, mengenai diunggulkannya oleh PKS bisa mengganti posisi jabatan Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman katakan, sebagai bagian dari demokrasi menyusul adanya peluang.
Namun dia juga berpendapat, proses pencalonan sepenuhnya kewenangan bupati, untuk kemudian diusulkan kepada DPRD, meski masih belum jelas dari parpol atau independen, katanya.
Diingatkan, bupati dan wakilnya masing-masing memiliki tupoksi, sebagai wakil dipastikan tak akan merecoki tugas bupati, melainkan wakil antara lain berkewajiban memberikan masukan berupa saran maupun usul, katanya pula.
Jumat, 17 Februari 2012
2012, Harga Beras Bisa Rp 10.500/Kg
Harga beras dalam negeri diperkirakan akan mencapai puncaknya February 2012 Ini disebabkan produksi beras dalam negeri yang cenderung turun. Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Yeka Hendra Fatika memperkirakan, harga beras akan mencapai Rp 9.500 per kilogram (kg) Januari mendatang.
Menurutnya, kenaikan harga beras bisa diprediksi meningkat karena harga gabah kering panen di tingkat petani saat ini sudah mencapai Rp 4.000 per kg, sehingga harga beras akan naik menjadi Rp 8.000 per kg hingga akhir tahun ini. & ldquo;Oktober sampai Desember produksi cenderung turun dan akan terjadi kelangkaan sehingga harga akan naik,” kata Yeka saat diskusi Menyoal Data Perberasan Nasional di Jakarta.
Yeka mengatakan, kenaikan harga beras terjadi karena produksi di akhir tahun menurun. Selain itu, ada beberapa indikasi penurunan produksi dan ketersediaan beras, yaitu tingkat konversi lahan, serangan hama penyakit, banjir dan kekeringan. Dia yakin, dengan tingginya harga gabah dan beras tersebut, Perum Bulog dipastikan tidak bisa menyerap dan harus impor.
Sementara data Kementerian Perdagangan harga rata-rata beras nasional per 12 Oktober tercatat Rp 7.550 per kg atau mengalami kenaikan Rp 3 per kg (0,04 persen) bila dibandingkan 11 Oktober. Sedangkan harga rata-rata bulanan pada Oktober ini sebesar Rp 7.539 per kg. Sementara pada September lalu, harga rata-rata bulanan hanya Rp 7.474 per kg.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir. Menurutnya, total kebutuhan untuk konsumsi beras dalam negeri mencapai 33,53 juta ton beras per tahun. Sedangkan produksi beras justru berkurang yang disebabkan besarnya luas lahan yang terkena serangan hama penyakit jumlahnya mencapai 606.095 ton. Ditambah luas lahan yang ada 75 persennya terkena puso atau mencapai sekitar 400 ribu ton. “Produksi beras kita sebenarnya sisanya tipis. Ada kecenderungan petani menyimpan hasil panen di musim ini untuk dikeluarkan November sebagai modal tanam musim,” ujar Winarno.
Untuk itu, dia meminta pemerintah menggenjot produksi dengan perluasan lahan dan dukungan anggaran. Saat ini kalangan petani berharap ada dukungan dari pemerintah berupa kenaikan anggaran 10 persen untuk sektor pertanian.
Winarno menuturkan, sektor pertanian ini hanya mendapatkan 5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 980 triliun. Menurutnya, dana itu sangat kecil dan mengakibatkan produksi kurang serta kesejahteraan petani makin di bawah standar. “Saat ini hanya 5 persen atau sekitar Rp 65 triliun dan itu meliputi pembelian benih, pupuk dan perbaikan irigasi. Ketahanan pangan bangsa Indonesia ini jangan sepenuhnya diserahkan pada petani kecil dong,” tandasnya.
Harga Beras Januari 2012 Melonjak 13 Persen
Informasi Pasar Komoditi Domestik dan Internasional dari Badan Pengawas dan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) merilis harga beras di Indramayu untuk jenis IR64 1 diperdagangkan pada Rp 8.425/kg.
Sementara, harga beras kualitas 2 Rp 7.775 dan kualitas 3 seharga Rp 7.700, dan untuk PW 1 Rp 8.450/kg.
Informasi Pasar Komoditi Domestik dan Internasional, Kamis (16/2/2012) menyebutkan, harga beras telah meningkat sejak Mei 2011.
Sedangkan bulan Januari 2012 mencapai tingkat rekor baru rata-rata Rp 10.439 (sekitar 1,10 USD) per kg, sekitar 13 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Kementerian Pertanian diprediksi akan merevisi target produksi gabah pada tahun ini menjadi 66,9-70,0 juta ton gabah kering giling (GKG) dibandingkan dengan target sebelumnya 72,02 juta ton.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, penetapan target produksi gabah 2012 belum final, karena masih menunggu angka final produksi 2011 yang akan digunakan sebagai dasar.
Kondisi cuaca hujan di Indonesia sangat mendukung musim tanam tahun ini. Saat ini, di tahun 2012, tanaman utama Indonesia yaitu padi ditanam pada musim utama di bulan Oktober–Januari dan tanaman jagung ditanam sekitar bulan November–Desember, dan ditanam dalam kondisi normal.
Musim panen padi di Indonesia hampir mencapai 95% dari produksi tahunan dari hampir 90% luas panen.
Kebijakan Raskin dipandang sebagai langkah strategis
Kebijakan Raskin dipandang sebagai langkah strategis mengingat perannya yang sangat berarti dalam membantu menyediakan kebutuhan pangan bagi masyarakat miskin yang jumlahnya relatif banyak. Penelitian didasarkan pada pendekatan survei yang dilakukan di wilayah Jawa dan Indonesia bagian timur, dengan meneliti masalah yang berkaitan dengan sistem distribusi, pelaksanaan distribusi, sasaran penerimaan manfaat, model supervisi dan pengendaliannya serta sistem monitoring dan evaluasinya.
Dari hasil penelitian didapatkan :
Kebijakan pangan merupakan salah satu instrumen penting dalam memecahkan masalah kemiskinan. Ketahanan pangan, food security, sangat terkait dengan upaya untuk menciptakan akses fisik dan ekonomi bagi setiap individu terhadap pangan. Terdapat dua hal penting dalam ketahanan pangan yaitu penyediaan pangan dan daya beli konsumen. Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek penting dalam ketahanan, terutama bagi Indonesia yang negaranya luas dan berpenduduk besar. Ketahanan pangan yang kuat memberi iklim yang kondusif bagi keberlanjutan pembangunan bangsa. Erat hubungan ketahanan pangan dengan kemiskinan menunjukkan bahwa ketahanan pangan harus selalu terwujud dengan baik dalam rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan. Penelitian telah menunjukkan tentang pentingnya program Raskin bagi upaya penanggulangan rakyat miskin yang harus diimbangi dengan penguatan kelembagaan lokal, seperti kelembagaan pangan, dengan tujuan untuk mengantisipasi kerawanan pangan.
Dalam pelaksana program Raskin 2003 masih ada penerima manfaat yang mendapat jatah beras kurang dari 20 kg/bulan dengan tujuan pemerataan sebagai akibat jumlah pagu RASKIN lebih kecil daripada KK miskin. Ditemukan harga beras yang dibayar penerima manfaat diatas Rp.1000,00/kg karena adanya pembebanan ongkos angkut/transportasi dari titik distribusi sampai ke penerima manfaat. Juga masih terdapat kualitas beras RASKIN yang dianggap kurang baik dan kuantitas beras yang tidak sesuai dengan label pada karung.
Sabtu, 11 Februari 2012
Sawah Makin Menyusut karena Alih Fungsi
Sawah-sawah di Indonesia terus tergusur oleh pembangunan maupun perkebunan. Setiap tahun, rata-rata 100.000 hektar sawah beralih fungsi.
Tingginya laju alih fungsi sawah, menurut Menteri Pertanian Suswono, dikhawatirkan mengancam produksi beras nasional. Padahal saat ini Indonesia masih harus impor beras hingga mencapai 2 juta ton untuk memenuhi cadangan pangan.
"Di Sumatera Selatan saya lihat beberapa sawah mulai ditanami sawit," kata Suswono, Jumat (3/2/2012) di Palembang, Sumatera Selatan.
Suswono mengemukakan, undang-undang (UU) tentang perlindungan lahan belum efektif melindungi sawah yang sudah ada. Pasalnya, baru sedikit kabupaten dan kota yang sudah membuat peraturan daerah (perda) terkait UU itu.
Dari 430 kabupaten dan kota di Indonesia, jumlah daerah yang sudah membuat perda perlindungan lahan belum mencapai 10 kabupaten/kota. "Alasannya karena rancangan tata ruang dan wilayah belum selesai," ujar Suswono.
Untuk mengimbanginya, tahun ini Pemerintah menargetkan pencetakan sawah baru seluas 100.000 hektar dengan anggaran Rp 1 triliun atau Rp 10 juta per hektar. Suswono juga mengimbau para petani mengolah lahan-lahan terlantar di daerahnya menjadi sawah.
BAHAN PANGAN MASYARAKAT Harga Sembako Terus Naik
Harga bahan pangan pokok atau biasa disebut sembilan bahan pokok (sembako) terus meningkat, terutama beras, minyak goreng, dan bahan pangan lainnya.
Hal ini diakui oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Gunaryo, beberapa hari belakangan ini harga sembako cenderung mengalami peningkatan, khususnya beras dan minyak goreng.
"Beras, itu dikarenakan memang belum panen, tetapi akhir bulan ini atau awal Maret 2012 saya rasa sudah mulai panen lagi, sehingga relatif akan stabil," katanya di Jakarta, kemarin.
Meski demikian, Gunaryo menyebutkan bahwa kenaikan harga beras hanya terjadi pada jenis-jenis tertentu, seperti beras premium dengan harga yang relatif lebih mahal.
"Itu jenis beras premium. Sekarang kecenderungan masyarakat lebih mengarah ke jenis yang medium ke atas, karena lebih pulen. Kenaikan harga beras premium terlihat memang tidak terlalu terasa dari hari ke hari. Namun, jika dilihat secara bulanan, trennya mengalami kenaikan. Dilihat dari akhir tahun lalu sampai Februari 2012 ini sudah naik 15 persenan. Tetapi, kalau bulanannya tidak terasa (kenaikan), cuma Rp 100-Rp 300 per kilogram," tuturnya.
Selain beras, Kemendag juga mencatat harga minyak goreng belakangan ini cenderung mengalami kenaikan. Hal ini lebih dikarenakan kondisi global. "Semingguan ini agak naik minyak goreng, karena (pasar) globalnya memang naik, sekitar 5 persen," ujar Gunaryo.
Terkait hal ini, Pemerintah Indonesia sebaiknya mulai memperbaiki rantai pasok pangan yang sampai sekarang masih buruk, salah satunya dengan membangun lebih banyak pasar induk. Thomas Reardon dari Departemen Ekonomi Pertanian Universitas Michigan, Amerika Serikat, mengatakan, rantai pasok yang baik penting untuk menjaga ketahanan pangan.
"Rantai pasok di sini masih berada di antara yang terburuk. Pasar induknya juga buruk. Dibandingkan dengan tempat lain, di sini lebih kotor, tidak tertata, dan mahal. Ini harus segera diperbaiki," kata Reardon, yang mengaku sudah mengunjungi pasar-pasar di daerah di Indonesia.
Sedikit
Menurut dia, jumlah pasar induk di daerah-daerah yang ada di Indonesia juga masih sedikit. Bahkan jauh lebih sedikit dari China dan negara Asia lainnya. Padahal keberadaan pasar induk di daerah akan mengurangi ongkos distribusi pangan, sehingga harga kelompok komoditas pokok ini bisa lebih rendah. Pembangunan pasar induk di berbagai daerah, termasuk di daerah pedalaman, akan memberikan keuntungan yang lebih banyak bagi petani.
"Petani bisa menjangkau lebih banyak pembeli dan memperoleh pendapatan lebih dengan menjual hasil pertanian ke pasar induk. Apalagi yang dekat. Daripada menjualnya ke pedagang yang merupakan perantara," tutur dia.
Reardon menjelaskan, pasar-pasar induk harus dibangun dengan kapasitas cukup besar dan dilengkapi jalinan "rantai dingin" sampai ke pasar. Selain itu juga harus tersedia gudang berkualitas yang bisa dimanfaatkan pedagang grosir menyimpan bahan pangan tertentu.
"Tentunya harus didukung dengan ketersediaan listrik. Sebab, saya lihat di beberapa daerah pedalaman, pasokan listrik masih minim dan tidak stabil," ujarnya.
Di lain pihak, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Tengah menolak kebijakan impor beras dan bawang merah. HKTI juga mendesak agar pemerintah jujur mengenai stok pangan nasional.
"Kebijakan pemerintah mengimpor beras dan bawang merah sangat tidak berpihak kepada para petani. Ini pembunuhan massal bagi para petani di Indonesia," kata Ketua DPD HKTI Jawa Tengah Gunadi Wiryosaroyo di sela acara Rapat Koordinasi (Rakor) HKTI di Karanganyar (Jateng), Kamis (9/2).
Menurut dia, seharusnya pemerintah jujur mengatakan siapa yang diuntungkan jika kebijakan impor diterapkan. Sebab, selama ini impor beras dan bawang merah justru hanya merugikan petani. "Meskipun pemerintah memberikan alibi bahwa kebijakan itu untuk melindungi para petani, namun pada kenyataannya pemerintah tidak bisa membendung harga pangan yang terus melonjak," ujarnya lagi.
Sementara di sisi lain, makin banyaknya komoditas impor yang menguasai pasar dalam negeri, sedangkan produk dari petani harganya terus anjlok. Untuk itu, diharapkan ada solusi yang tepat dan transparan guna memperjuangkan nasib para petani di Indonesia.
Tahun Ini, Indonesia Bakal Impor Beras Lagi
Kementerian Pertanian menurunkan target produksi beras dari 72 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 66,7 juta ton. Hal ini mengindikasikan rencana impor beras dari pemerintah.
"Kalau target 72 juta ton GKG itu karena pemerintah percaya diri tidak akan impor beras, namun kenyataannya tahun lalu saja target 70 juta ton tidak tercapai. Akhirnya tahun lalu impor, tahun ini pun akan impor minimal sama seperti tahun lalu," kata Ketua Umum Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Jumat (10/2).
Impor beras menurut Winarno menjadi keniscayaan karena produksi tidak akan cukup untuk menutup kebutuhan konsumsi masyarakat. Winarno menilai, target tersebut pasti akan turun dengan sendirinya meski pemerintah menargetkan muluk.
Menurutnya, ketidaksiapan pemerintah dalam mengelola pertanian untuk meningkatkan produksi belum dilihat maksimal.
"Pengalaman kemarin saja target muluk akhirnya tidak tercapai kan, saat ini pemerintah berusaha rasional dengan hanya menargetkan 66,7 juta ton. Sektor pertanian belum ada langkah konkret untuk meningkatkan produksi beras," lanjut Winarno.
"Impor Beras Efektif Tekan Angka Inflasi"
Impor beras diyakini lebih efektif dalam menekan angka inflasi. Kendati demikian, faktor cuaca pada Januari ini dinilai tidak berdampak pada inflasi.
"Impor beras pasti lebih efektif untuk tekan angka inflasi. Inflasi yang saat ini mencapai 3,79 persen dan angka tersebut dinyatakan terendah di kawasan Asia Pasifik," kata Ketua Departemen Keuangan DPP Partai Demokrat Ikhsan Modjo saat acara Financial Reform Institute.
Ikhsan menceritakan, harga cabai di 2010 sempat tembus hingga Rp100 ribu per kilogram (kg), namun dampaknya terhadap inflasi tidak tinggi.
Sebelumnya, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 6,5 persen pada 2011 merupakan angka tertinggi di Asean. Adapun dengan inflasi sebesar 3,79 persen, angka tersebut akan terus bertahan dalam beberapa tahun ke depan.
"Berdasarkan Fitch Asia Pasific, ekonomi Indonesia juga dipastikan akan tahan terhadap guncangan eksternal sebagai mana yang terjadi pada 2008," katanya.
Selain itu, produk domestik bruto (PDB) yang semakin meningkat, juga diikuti peningkatan peran Indonesia dalam ikut mengatasi krisis ekonomi global menunjukan bahwa ekonomi Indonesia di 2012 siap lepas landas.
Senin, 06 Februari 2012
Teh Lebih Baik dari Air Putih
Sering merasa haus? Meskipun sudah banyak minum air putih tetapi cepat merasa haus lagi? Sebaiknya gantilah air putih dengan teh tawar. Teh bukan hanya bisa melenyapkan rasa haus lebih lama dari air putih tetapi juga punya sejumlah khasiat hebat!
Teh atau camelia sinensis yang sejak ribuan tahun silam dikenal di Cina sebagai penawar dahaga punya beragam khasiat buat kesehatan. Riset yang baru saja dilansir oleh European Journal of Clinical Nutrition menyatakan teh bukan hanya bisa menghilangkan haus lebih lama tetapi juga punya khasiat baik untuk kesehatan.
'Minum teh lebih baik dibandingkan minum air, sebab teh tidak hanya bisa menggantikan cairan tubuh sebagai penghilang rasa haus, tapi juga memiliki kandungan antioksidan yang baik untuk tubuh', demikan tutur Dr Carrie Ruxton, ahli gizi dan penulis pada riset, seperti dilansir BBC.
Antioksidan dalam daun teh berupa flavonoid yang meredam radikal bebas dalam tubuh sehingga tubuh tetap sehat. Sedangkan antioksidan lainnya berupa tannin, polyphenols dan catechin. Penelitian-penelitian para ahli kesehatan lain juga mendukung khasiat dahsyat teh untuk kesehatan.
Flavonoid dapat mengurangi kerusakan sel dalam tubuh karena aktivitas sehari-hari. Peneliti percaya senyawa itu dapat membantu untuk menangkal serangan jantung dan beberapa jenis kanker.
Mereka menemukan bukti bahwa minum 3-4 cangkir teh sehari dapat mengurangi kemungkinan terkena serangan jantung. Beberapa studi menyatakan teh bisa melindungi tubuh dari kanker, meskipun penelitian efek ini masih kurang jelas.
Selain itu teh juga memberi perlindungan terhadap plak gigi,kerusakan gigi dan menguatkan tulang. British Nutrition Foundation merekomendasikan minum the tawar sekitar 1,5 sampai 2 liter sehari. Sedangkan penelitian menunjukkan bahwa minum teh 1-6 cangkir sehari, termasuk teh hitam, dapat meningkatkan asupan antioksidan.
Namun, ada juga beberapa bukti bahwa teh dapat mencegah penyerapan zat besi dari makanan, sehingga mereka yang berisiko menderita anemia dianjurkan untuk tidak minum teh setelah makan.
5 Tips Mencegah Terjadinya Batu Empedu
Kandung empedu adalah organ kecil yang terletak di bawah hati.
Kandung empedu bertanggung jawab untuk membentuk cairan pencernaan yang diekskresikan ke dalam usus.
Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya batu empedu, misalnya riwayat keluarga, gaya hidup, dan jenis kelamin.
Menurut National Digestive Disease Information Clearinghouse, perempuan memiliki risiko dua kali lebih banyak mengalami batu empedu dari pria.
Ada banyak cara untuk mencegah terjadinya batu empedu, misalnya dengan melakukan perubahan diet dan gaya hidup.
Berikut adalah 5 tips untuk mencegah terjadinya batu empedu:
1. Batasi Jumlah Asupan Lemak
Membatasi jumlah asupan lemak dalam diet sehari-hari dapat mengurangi risiko terjadinya batu empedu.
Makanan yang tinggi akan lemak jenuh, seperti daging merah dan mentega, bisa menyebabkan terjadinya batu empedu.
Membatasi asupan lemak jenuh, atau beralih ke lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun atau asam lemak omega-3, akan mengurangi risiko terkena batu empedu.
2. Mempertahankan Berat Badan Sehat
Kelebihan berat badan atau obesitas akan mempertinggi risiko terjadinya batu empedu. Olahraga secara teratur dan mempertahankan diet sehat yang seimbang harus menjadi bagian integral dari gaya hidup sehat.
Melakukan olahraga minimal selama 30 menit setiap hari dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya batu empedu.
Mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran hijau juga penting untuk mencegah terjadinya batu empedu.
3. Hindari Diet Ketat atau Penurunan Berat Badan dengan Cepat
Jika Anda ingin menurunkan berat badan, tidak dianjurkan untuk melakukan penurunan berat badan dengan cepat atau melakukan diet ketat.
Hal ini disebabkan karena kehilangan berat badan dengan cepat dapat menyebabkan pembentukan batu empedu.
Menurut Mayo Clinic, penurunan berat badan yang sehat adalah sekitar 1 kg dalam seminggu.
Kehilangan berat badan lebih dari 1 kg dalam seminggu, selain tidak sehat juga dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dengan cepat juga.
Olahraga moderat seperti jalan kaki dan berenang adalah latihan yang baik untuk menurunkan berat badan secara bertahap.
4. Alkohol dan Kopi
Konsumsi alkohol dalam jumlah yang moderat dapat mengurangi risiko terjadinya batu empedu.
Dianggap jumlah moderat, jika Anda mengonsumsi minumam beralkohol maksimal 2 gelas dalam sehari.
Menurut The New York Times Health Guide, jika perempuan mimum 1 oz alkohol dalam sehari, maka dapat mengurangi risiko terjadinya batu empedu hingga 20 persen.
Minum kopi juga dapat menurunkan risiko terjadinya batu empedu. Kafein yang terkandung dalam kopi dapat berkontribusi terhadap kontraksi kandung empedu yang dapat mengurangi produksi pembentukan batu empedu.
Namun, kafein yang terkandung dalam minuman bersoda dan teh belum terbukti mampu membantu mencegah terjadinya batu empedu.
5. Tindakan Pencegahan Lainnya
Diet tinggi serat dapat mencegah batu empedu. Mengonsumsi kacang-kacangan seperti kacang tanah, almond, dan kenari sangat baik untuk mencegah tejadinya batu empedu.
Tindakan pencegahan batu empedu lainnya adalah dengan menurunkan asupan gula dan karbohidrat.
Makan secara teratur dan tidak melewatkan waktu makan juga penting dalam pencegahan batu empedu.
Jumat, 03 Februari 2012
Raskin Kota Dumai Tahap Pertama Masih Di Gudang
Dumai, Meski sudah di pertengahan bulan Januari 2012, Perum Bulog Sub Divisi Regional Dumai, belum menyalurkan 134,310 ton beras untuk keluarga miskin, tahap pertama. Alasannya, Pemerintah Kota Dumai belum mengajukan permintaan.
"Kami akan salurkan beras miskin (raskin) tahap pertama apabila sudah ada permintaan dari Pemerintah Kota Dumai walau APB Kota Dumai belum disahkan. Tentu dengan syarat ada perjanjian di atas kertas," kata Kepala Sub Divre Bulog Dumai, Faruq Oktobri Qomary..
Seperti tahun sebelumnya kata Faruq, pendistribusian beras bantuan pemerintah pusat itu tetap menggunakan sistem pembagian yang diberlakukan Pemko Dumai kepada 8.954 Rumah Tangga Sasaran (RTS). "Biaya penyaluran raskin ke kelurahan ditanggung pemerintah pusat. dari kelurahan beras itu langsung serahkan ke warga RTS penerima sesuai kuota yang ada," terang Faruq.
Faruq merinci, tiap RTS di Dumai mendapat 15 kilogram per bulan dengan harga subsidi dari pemerintah sebesar Rp 1.600, per kilogram. "Kita harapkan penyaluran raskin tahap pertama ini bisa tuntas dan Pemkot Dumai secepatnya mengajukan surat permintaan alokasi tanpa harus menunggu anggaran Kota disahkan," ujar Faruq.
Kamis, 02 Februari 2012
HPP BERAS: Kenaikan 28% butuh subsidi Rp5 triliun
Perum Bulog menyatakan rencana kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) beras dan gabah 28% akan berdampak pada penambahan subsidi beras rakyat miskin (raskin) pada tahun ini sebesar Rp5 triliun.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan jika HPP dinaikkan sebesar 28%, sedangkan harga raskin masih tetap Rp1.600 per kg dengan alokasi 15 kg per bulan selama 13 bulan, serta jumlah rumah tangga sasaran (RTS) masih tetap sebanyak 14,49 juta RTS, maka harus ada subsidi tambahan raskin tahun ini Rp5,2 triliun.
"Jika asumsi HPP naik 28%, sedangkan kondisi lainnya [harga raskin, jumlah RTS, volume] masih tetap, maka dibutuhkan tambahan subsidi Rp5,2 triliun," ujarnya hari ini (01/02).
Dia menjelaskan pemerintah membuat tiga alternatif terkait dengan rencana kenaikan HPP tersebut. Alternatif pertama, kenaikan HPP sebesar 28%, tetapi kondisi lainnya tetap, sehingga perlu tambahan dana subsidi raskin tahun ini Rp5,2 triliun.
Alternatif kedua, katanya, jika jumlah penerima raskin, volume, dan durasi masih tetap, tetapi harga raskin dinaikkan dari Rp1.600 per kg menjadi Rp2.000 per kg mulai April sampai dengan Desember 2012, maka subsidi tambahan sekitar Rp4,2 triliun.
Sutarto menjelaskan alternatif lainnya jika kenaikan raskin menjadi Rp2.000 per kg mulai Juni 2012, maka subsidi tambahan sebesar Rp4,5 triliun. "Tentu ini harus persetujuan DPR."
Dia menuturkan jika selisih harga pembelian pemerintah dengan harga di pasar hanya 10%, maka Bulog dapat melakukan penyerapan beras dan gabah petani dengan maksimal. Namun, jika selisih HPP dengan harga pasar lebih dari 10%, katanya, Bulog akan kesulitan dalam membeli beras dan gabah petani.
Menurutnya, harga beras dan gabah di pasar saat ini lebih tinggi 30% dari HPP yang masih berlaku saat ini. Subsidi raskin pada tahun ini sudah ditetapkan sebesar Rp15,6 triliun.
Dia menambahkan selama 2 tahun terakhir, HPP selalu berada di bawah harga pasar. "Harga beras dan gabah di pasar 30% di atas HPP."
Sutarto menuturkan kecukupan stok beras di gudang Bulog bergantung pada penyerapan beras di dalam negeri, sedangkan pengadaan beras itu akan bergantung pada produksi gabah. Bulog sedikitnya harus memiliki stok beras 1,5 juta ton. Hal itu, katanya, membuat Bulog terus mengimpor beras pada 2010 sebanyak 1,8 juta ton dan pada tahun lalu 1,8 juta ton.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR Romahurmuziy mengatakan kenaikan HPP merupakan kewenangan dari pemerintah. Namun, jika ada dampak terhadap penambahan subsidi, maka kenaikan HPP itu harus dibahas bersama dengan DPR.
"DPR, kita prinsipnya mendorong peningkatan HPP, sebagai kompensasi kenaikan harga eceran tertinggi [HET], paling tidak dengan menaikkan HPP bisa memberi peluang Bulog untuk pengadaan beras di dalam negeri," ujarnya.
Impor beras
Romahurmuziy memprediksikan pada tahun ini masih akan tetap impor beras sekitar 2 juta ton, karena peningkatan produksi beras pada tahun ini tidak lebih dari 3%.
Namun, ketetapan impor beras, katanya, masih akan menunggu angka ramalan BPS. Adapun, untuk peningkatan produksi gabah 5% tahun ini seperti yang ditargetkan pemerintah sulit tercapai, karena anomali iklim.
Romahurmuziy menegaskan rencana kenaikan HPP itu akan memberikan ruang kepada Bulog untuk membeli beras dan gabah petani.
"Ini sebagai ruang administrasi bagi Bulog, dalam praktik di lapangan HPP selalu terlampaui oleh harga pasar. Februari ini sebaiknya pemerintah memutuskan kenaikan HPP."
Bulog Siap Sediakan 5,8 Juta Ton Beras Tahun Ini
Sebagai antisipasi gejolak cuaca sepanjang tahun ini, Perum Bulog harus menyediakan beras sebagai cadangan nasional dalam jumlah banyak. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, setidaknya harus disediakan beras hingga 5,869 juta ton tahun ini.
Jumlah itu untuk berbagai penyaluran kebutuhan yaitu bantuan raskin (beras untuk masyarakat miskin) sekitar 3,4 juta ton, penyaluran beras OP (Operasi Pasar) komersial 280 ribu ton, beras cadangan bencana alam 56 ribu ton, beras OP murni 133 ribu ton, dan cadangan tetap akhir di gudang Bulog sebanyak 2 juta ton.
"Dengan semua kebutuhan itu, maka Bulog harus mampu sediakan 5,8 juta ton beras tahun ini, yang dipenuhi dari berbagai sumber," kata Sutarto, Rabu, 1 Februari 2012.
Stok awal beras di gudang Bulog, sudah ada sebanyak 1,5 juta ton. Sisanya sekitar 4 juta ton harus dipenuhi dari berbagai alternatif penyediaan. Namun, dia mengaku, persediaan beras ini diharapkan bisa dipenuhi dari pengadaan dalam negeri. "Kalau produksi meningkat 5 persen dari tahun lalu maka kita bisa tidak impor," ujarnya.
Peran Bulog sebagai stabilisator harga beras di dalam negeri perlu didukung oleh beberapa instrumen dari pemerintah. Sebab, pada Januari hingga Februari ini ketersediaan beras di pasar masih akan alami kekurangan, karena panen raya diperkirakan mundur. Sehingga, sisa stok akan dikuasai oleh pebisnis beras yang bisa membuat harga beras naik.
"Tahun ini kami berupaya serap sebanyak-banyaknya beras dalam negeri. Tapi kami tidak menyerah untuk menggunakan strategi apa pun, termasuk impor yang menjadi pilihan terakhir," katanya.
Berdasarkan data dari Perum Bulog, sepanjang 2011 lalu, Bulog sudah menyalurkan beras untuk beberapa kebutuhan seperti penyaluran OP murni sebanyak 219.060 ton, atau 555 persen lebih tinggi dibanding 2010 yang jumlahnya 39.428 ton. Dan penyaluran beras untuk bencana alam 14.768 ton. Selain itu, Bulog juga menyalurkan beras OP komersial sebanyak 262.256 ton pada 2011.
"Karena gejolak harga di musim paceklik ini, pada Januari 2012 saja Bulog sudah menyalurkan beras OP sebanyak 31.358 ton," ucapnya
Langganan:
Postingan (Atom)