PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: 12/17/11

Sabtu, 17 Desember 2011

Pemko Dumai Berikan Bantuan Beras Kepada Korban Banjir

Pemerintah Kota Dumai kembali menggulirkan bantuan beras bulog sebanyak 20 ton kepada masyarakat korban banjir yang berada di Kelurahan Pangkalan Sesai, Simpang Tetap Darul Iksan, dan Kelurahan Ratu Sima Kecamatan Dumai Barat, dari jumlah penduduk 1.556 Kepala Keluarga.
Sementara penyerahan beras bulog itu diserahkan secara simbolis oleh Walikota H Khairul Anwar bersama Wakil Walikota H Agus Widayat dan Kepala Bulog Subdivre Dumai, kepada 3 Kepala Kelurahan di Kecamatan Dumai Barat, di Gudang Bulog Dumai, Jalan Sultan Syarif Kasim, Jumat (30/9/2011).
Penyerahan awal beras bantuan Pemko tersebut diberikan Wako ke masing-masing lurah yakni Lurah Ratu Sima Jasmawar, Lurah Pangkalan Sesai Zulfahren dan Lurah Simpang Tetap Darul Ikhsan Taufik. Mereka juga didampingi Sekcam Dumai Barat, Zainal.
Walikota Dumai, H Khairul Anwar mengatakan kepada masing-masing kepala kelurahan untuk dapat merealisasikan beras bantuan dari bulog tersebut tepat sasaran dan bermanfaat bagi korban banjir sehingga dapat mengurangi beban yang dialami oleh masyarakat tersebut.
“Saya mengharapkan untuk seluruh bantuan tersebut dapat disampaikan kepada masyarakat baik sesuai dengan orangnya ataupun jumlahnya. Sehingga dapat meringankan beban para warga yang terkena musibah. Bantuan ini diberikan kepada warga yang rumahnya dilanda banjir kemarin. Jadi bukan melihat korban apakah orang kaya atau miskin,” kata Wako berharap kepada lurah.
Sementara mengenai bantuan beras tersebut, Khairul menuturkan, bantuan yang diberikan Pemko ini menggunakan jatah yang tersedia untuk kebutuhan Pemko seperti halnya bencana. Sedangkan saat ini Pemko Dumai masih memilik sebanyak 100 ton beras di Bulog.
“Dengan adanya beras yang dimiliki Pemko Dumai masih banyak, makanya kita mengambil 20 ton untuk masing-masing kelurahan dengan alokasi jumlah beras yang disalurkan berbeda. Paling banyak disalurkan ke Kelurahan Ratu Sima yakni diberikan untuk 5.165 jiwa dari 1.033 KK sebanyak 13.930 kilogram,” kata Khairul Anwar.
Kemudian beras Bulog bantuan Pemerintah Kota Dumai tersebut juga disalurkan ke Kelurahan Simpang Tetap Darul Iksan. Pada kelurahan ini jumlah penerima sebanyak 2.136 jiwa dari 505 kepala keluarga. Jumlah beras yang diberikan sebanyak 5.982 kilogram. Untuk penerima yang di Kelurahan Pangkalan Sesai diberikan kepada 62 jiwa dari 18 KK. Untuk beras yang disalurkan di Pangkalan Sesai sebanyak 171 kilogram.
Dijelaskan Lurah Ratu Sima Dasmawar pembagian bantuan beras tersebut berdasarkan jumlah jiwa. Jadi satu keluarga juga tidak mendapatkan jumlah yang sama, tergantung jumlah yang terdapat dalam keluarga itu. “Masing-masing jiwa diberikan sebanyak 4 ons per hari. Tapi beras yang diberikan untuk selama tujuh hari,” katanya. Sedangkan mengenai pembagiannya, Dasmawar mengatakan, pihaknya akan membagikan melalui ketua RT. Sebab pendataan korban banjir dilakukan oleh RT setempat.
Sementara itu Kepala Bulog Dumai, Faruq Octubri Qomary mengatakan, sebanyak 100 ton bulog milik pemerintah daerah yang disiapkan untuk persediaan bagi pemerintah seperti untuk digunakan sebagai bantuan bencana. Saat ini masih tersedia sebanyak 80 ton beras pemerintaah untuk menghadapi kondisi-kondisi tertentu.
“Jika nantinya kebutuhan untuk pemerintah daerah berkurang terkait adanya kebutuhan seperti untuk bencana, bisa dilakukan penambahan setelah mendapatkan persetujuan gubernur. Tugas kita di Bulog ini menerima beras yang masuk, menjaga dan merawat setelah itu menyalurkan,” katanya.
Pantauan dilokasi, penyerahan beras tersebut diangkut menggunakan truk milik Pemko Dumai. Masing-masing truk mengangkut beras untuk jatah masing-masing kelurahan

Stok Beras Bulog Subdivre Dumai Aman Jelang Natal

Perum Bulog Sub Divre Dumai, Provinsi Riau, memiliki stok beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat mejelang perayaan Hari Natal dan Tahun Baru Masehi 2012.

"Persediaan beras saat ini sebanyak 11 ribu ton dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan di tiga wilayah distribusi Bulog Dumai hingga 16 bulan ke depan," kata Kepala Perum Bulog Sub Divre Dumai Farouq Oktobri Qomari kepada ANTARA, Rabu.

Tiga wilayah penyaluran beras Bulog Dumai meliputi lima kecamatan di Kota Dumai, empat di Kabupaten Bengkalis dan 14 di Kabupaten Rohil.

Untuk memenuhi kecukupan beras, saat ini juga dilakukan pemasukan beras impor dari Vietnam sebanyak 15 persen dari jumlah kebutuhan di Pelabuhan Dumai.

Ketersediaan stok beras untuk operasional dan fisik sebagian masih pembongkaran di pelabuhan Dumai dan ada yang sudah ditimbun di gudang Bulog. Alokasi penyaluran beras diperuntukkan sebagai beras raskin, juga mengantisipasi kelangkaan produk beras dalam negeri.

Ia mengatakan, cadangan beras yang tersimpan di gudang akan dialokasikan untuk raskin pemerintah ke 8.594 Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kota Dumai.

Ia mengatakan, penyaluran raskin di wilayah Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis hingga kini sudah terealisasi 100 persen, sedangkan di Kabupaten Rohil masih sekitar 90 persen.

Raskin untuk warga di Dumai dan Bengkalis dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah setempat, sedangkan raskin di wilayah rohil tidak ditanggulangi oleh pemerintahnya.

Selama ini, raskin disalurkan 15 kilogram per RTS per bulan dengan harga Rp 1.600 perkilogram.

Menurut dia, Pemerintah melalui Bulog juga akan menyalurkan raskin tahap ke-13 yang akan didistribusikan setelah turun petunjuk pelaksanaan dari pusat.

"Menyambut Natal dan Tahun Baru ini juga pemerintah telah mengalokasi raskin ke 13 khusus untuk rumah tangga miskin. Jika Juklak dari pemerintah sudah turun, secepatnya akan kami distribusikan ke warga yang berhak menerima," ujarnya.

19.350 Ton Beras Bulog Asal Vietnam Masuk Dumai

Guna mengatisipasi kekurangan pangan di sejumlah wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Kamis (8/9/2011) Kantor Bulog Driver Dumai mendatangkan beras impor dengan jumlah kurang lebih sebanyak 19350 Ton dari Negara Vietnam. Dimana dari jumlah tersebut untuk disalurkan ke lima kuota yaitu, Dumai, Rengat, Tembilhan, dan Kepulauan Riau. Demikian yang disampaikan oleh Kepala Gudang Bulog Dumai, Romadi ketika dikonfirmasi di lokasi pembongkaran beras asal Vietnam di Gubang Bulog Dumai.
Sementara dari jumlah 19350 Ton Besar Bulog ini, kata Romadi, diangkut oleh 2 buah kapal dengan masing-masing berat 6.600 ton dan 6.000 ton dengan jumlah total sebanyak 12.600 ton. Dan saat ini, lanjut dia, yang sudah masuk dalam gudang bulog Dumai, sudah 6000 ton beras asal Vietnam tersebut.”2 kapal yang mengangkut beras impor asal Vietnam adalah Hoang Anh (6.600 ton) dan kapal My Hung (6.000 ton). Beras-beras tersebut rencananya untuk memperkuat ketersediaan beras untuk Riau dan akan disebar di seluruh gudang beras di Riau,” terangnya.
Kemudian untuk kapasitas daya tampung bulog Dumai, Romadi menuturkan, bahwa kapasita daya tampung gudang bulog Dumai mencapai kurang lebih 17000 ton beras dengan jumlah gudang lima unit. Sedangkan untuk Riau sendiri, menurut dia jumlah gudang, mempunyai beberapa gudang beras dengan berbagai kapasitas. Yaitu Pekanbaru ada di Jadirejo (11 ribu ton) dan Palas (1000ton ), Kampar (1000 ton) Dalu-dalu (1000 ton ), Tandun (1000 ton), Kepri Tj Pinang (9000 ton) , Sedanau (500 ton) Ranai (500 ton), Terempa (500 ton), Dabo Singkep (500 ton), Batam (4000 ton), Tj Balai Karimun (1000 ton) Bengkalis (1000 ton), Bunga Raya (1000 ton), Tembilahan (1000 ton), Rengat (1000 ton).
Ketika disinggung mengenai beras impor asal Vietnam yang sebenarnya untuk Provinsi Lampung, Rosmadi membenarkan tentang hal tersebut. Namun karena Lampung saat ini tengah panen dan sudah surplus dengan stok berasnya sebanyak 42 ribu ton, maka Pemprov Lampung menolak beras impor asal vietnam tersebut. Akhirnya, beras tersebut dialihkan ke Dumai dan disaurkan untuk beberapa wilayah di Riau dan Kepulauan Riau. “Kuota Lampung untuk impor beras asal Vietnam tahap I sebesar 19.100 ton. Sedangkan kuota Riau sebesar 20 ribu ton. Karena Lampung menolak, kapal beras impor untuk Lampung dialihkan ke Dumai. Dan Lampung berkemungkinan besar akan menerima beras impor asal Vietnam setelah usai panen gadu dan stok berasnya menipis,” katanya.***
Sementara untuk tahan berapa lama stok beras yang masuk ke gudang Bulog Dumai, Rosmadi menambahkan, dengan jumlah tersebut diperkirakan dapat mengantispasi kebutuhan pangan selama enam bulan kedepan. Maka dari masyarakat tidak perlu cemas lagi kalau mengenai kebutuhan pangan jenis beras. “Dari jumlah beras impor asal Vietnam ini dapat mensuplai kepada masyarakat selama enam bulan kedepan. Jadi masyarakat tidak perlu cemas soal kebutuhan beras di Dumai dan Riau serta sekitarnya,” pungkasnya

Bulog: Beras Impor 900.000 Ton dalam Perjalanan

Jakarta - Perum Bulog menegaskan hingga kini pihaknya masih terus memasukan beras impor dari berbagai negara. Setidaknya saat ini ada 900.000 ton beras impor yang masih dalam proses perjalanan ke Indonesia.

"Beras impor 900 ribu ton dalam perjalanan," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/12/2011)

Beras-beras itu berasal dari negara Thailand, India, dan Vietnam. Beras dari Thailand 300.000 ton lebih, Vietnam 300.000 ton lebih, India sebanyak 250-400.000 ton lebih. Ia memastikan impor beras dari Thailand tetap berjalan, selain itu tidak ada perubahan harga. Proses pemasukan beras impor ini akan berakhir sampai 20 Februari 2012.

"Sampai tahun ini targetnya 1,9 juta ton beras. Mudah-mudahan lancar, pelabuhannya tidak ada kendala," katanya.

Sutarto mengungkapkan saat ini stok akhir beras Bulog sebesar 1,5 juta ton. Ditambah dengan beras impor sebesar 1,7-1,8 juta ton. Dari total itu diharapkan bisa bisa bertahan sampai 7-8 bulan ke depan

Awal tahun ini Bulog ditugaskan mengimpor sebesar 1,6 juta ton. Meskipun secara fundamental pemerintah menargetkan agar stok beras Bulog di gudang Bulog tetap terjaga minimal 1,5 juta ton.

Bulog janji tak ada impor beras 2012

BOGOR: Pemerintah optimistis tidak akan melakukan impor beras pada 2012 jika produksi padi nasional naik 13%, menjadi 74 juta ton dari perkiraan tahun ini sebanyak 65 juta ton.

Direktur Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan dengan dukungan peningkatan produksi padi itu Bulog bisa melakukan pengadaan beras petani sebanyak 3,5 juta-3,6 juta ton dari total proyeksi pengadaan beras 4 juta ton pada tahun depan.

"Kami yakin dengan berbagai cara dan upaya tidak perlu impor jika produksi padi naik menjadi 74 juta ton pada 2012," ujarnnya dalam dialog Forum Wartawan Bulog bertema Produksi Padi dan Tantangan Perubahan Iklim hari ini.

Dia menjelaskan target pengadaan sebanyak 4 juta pada tahun depan bisa dilakukan dari dalam negeri sekitar 3,5 juta-3,6 juta ton. Adapun sebanyak 500.000 ton berasal dari carry over impor beras pada 2011.

Namun, menurutnya, pengadaan beras dari petani sebanyak 3,5 juta berdasarkan skenario optimistis produksi padi benar-benar naik 13%. Sebaliknya, Perum Bulog juga menetapkan skenario pesimistis dan moderat.

"Kami tidak mengungkapkan kemungkinan skenario pesimistis atau moderat. Tidak perlu disampaikan karena sangat sensitif untuk pasar luar negeri," ujar Sutarto.

Perum Bulog, ujarnya, tidak mengharapkan skenario pesimistis yang terjadi dan berujung pada impor beras. Namun, sambungnya, jika memang terpaksa impor dia meminta pemerintah secepatnya memutuskan, jangan berlarut seperti pada tahun ini baru ditetapkan pada September.

Idealnya, sambungnya, ditetapkan segera setelah BPS mengumumkan angka ramalan II pada Juni-Juli. Hal itu agar harga beras di pasar dunia tidak tinggi.

Sutarto menjelaskan realisasi pengadaan beras dalam negeri hingga akhir tahun ini sebanyak 1,75 juta ton. Adapun beras impor sebanyak 1,9 juta ton. Dengan demikian total pengadaan beras Bulog sekitar 3,7 juta ton.

"Bulog akan menyalurkan raskin ke-13 pada tahun ini. Total raskin yang akan disalurkan pada tahun ini sebanyak 3,4 juta ton," ujar Sutarto. (sut)

Lagi, Bulog Impor 700 Ribu Ton Beras dari Vietnam

Perum Bulog mengaku sudah meneken kontrak baru dengan Vietnam untuk pembelian beras hingga awal tahun depan. Kontrak baru impor yang sudah ditandatangani sebanyak 700 ribu ton sehingga total impor beras dari Vietnam mencapai 1,2 juta ton.


Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, kontrak baru impor beras dari Vietnam tersebut untuk cadangan beras awal tahun depan. Sebelumnya Bulog memang sudah meneken kontrak impor beras Vietnam sebanyak 500 ribu ton yang diperkirakan masuk hingga Desember tahun ini.

"Jadi, komitmen yang sudah kontrak dengan Vietnam total 1,2 juta ton itu akan masuk hingga awal tahun depan sekitar Januari-Februari," kata Sutarto, Rabu, 5 Oktober 2011.

Dia melanjutkan, Vietnam sebenarnya sanggup menyediakan beras hingga 1,5 juta ton. Namun, kesepakatan tersebut masih dalam tahap pembicaraan kedua negara. Jika bisa disepakati impor beras Vietnam hingga 1,5 juta ton, maka beras tersebut akan masuk sekitar Maret-April tahun depan.

Tahun 2010, Pemerintah Indonesia melalui Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu telah berkomitmen dengan menteri perdagangan Vietnam dan Thailand akan mengimpor beras masing-masing sebesar 1 juta ton.

Vietnam menawarkan tambahan ekspor beras ke Indonesia, lanjutnya, karena mengalami kelebihan panen. "Indonesia menjadi pioritas dalam penjualan berasnya," ungkap dia.

Menurut dia, pada prinsipnya Bulog punya pedoman harga beras di perdagangan global. Bulog, kata Sutarto, selalu mencari harga murah dengan kualitas terbaik.

Selain Vietnam, Bulog juga telah melakukan penjajakan pembelian beras dari India. Negara Taj Mahal itu siap menjual surplus beras hingga 2 juta ton. "India dan Pakistan sudah ada yang menawarkan berasnya melalui swasta. Bulog juga sudah mengirimkan staf untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan impor dari negara lain," ujarnya.

Saat ini, beras impor Vietnam yang telah masuk sebanyak 361.396 ton. Sutarto mengklaim cadangan beras Bulog aman untuk stok dalam negeri. Selain mengandalkan impor, Bulog juga melakukan pengadaan dalam negeri.

"Pengadaan dalam negeri sudah hampir 1,5 juta ton. Secara keseluruhan stok Bulog cukup untuk stok hingga 4-5 bulan ke depan," katanya.

DISCHARGING WHITE RICE AT PORT OF DUMAI

CARGO SURVEYOR

DISCHARGING WHITE RICE AT PORT OF DUMAI



BULOG Dinilai Tepat Melakukan Impor Beras


Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia mengungkapakan Perum BULOG tepat melakukan import beras, hari ini, dalam seminar bertema menyoal data perberasan nasional di gedung MNC.
Yeka, Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia menilai Impor beras tepat dilakukan oleh BULOG sebagai implikasi dari kelangkaan beras di pasaran untuk didapat BULOG? Karena kalau tidak konsumen bisa di rugikan,? tambahnya.
Sebelumnya dia menjelaskan kelangkaan beras tersebut diakibatakan karena tidak semua sawah di tanami padi, petani yang kehilangan lahan pertaniannya, menurunnya produktivitas petani, serangan hama penyakit, banjir dan kekeringan, dan yang terakhir adalah kerusakan infrastruktur petani sperti irigasi. ” 40 % kerusakan infrastruktur di Jawa Barat, ” katanya.
Yeka juga mengungkapkan ramalannya tentang kenaikan beras yaitu bulan Desember sampai Januari.” Diprediksi Desember- Januari harga naik gila – gilaan, Februari-Maret- April harga turun, dan kelangkaan Oktober – Nopember,” tegasnya.
Di acara yang sama ketua Komisi IV DPR RI Romahurmuziy menyampikan, kelangkaan beras dikarenakan Bulog sendiri berebut dengan para tengkulak untuk mendapat beras dari produsen atau petani.” bulog hanya menyerap beras petani enam sampai tujuh persen, bulog kalah dengan mekanisme pasar,” ujarnya.
Ketua komisi V DPR dalam penyampaian materi seminar juga memaparkan kebijakan pemerintah tentang perberasan nasional berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No 7 Tahun 2009 tentang kebijakan perberasan yang berlaku sejak 1 januari 2010.
Beberapa isi kebijakan tersebut di antaranya; mendorong dan memfasilitasi penggunakan benih padi unggul bersertifikat, penggunakan pupuk anorganik dan organik secara seimbang, tantang pengurangn kehilangan pasca panen padi, tentang irigasi, memfasilitasi perluasan lahan penghijauan sebagai tempat tangkapan air, fasilitas investasi, tentang kebijakan pembelian gabah/beras dalam negeri, penyediakan beras bersubsidi untuk masyarakat rendah, tentang penyediakan cadangan beras pemerintah, dan kebijakan ekspor- impor.
Senada dengan yang di ucapakan Nunung ( akademisi IPB ) yang juga pembicara dalam acara tersebut, menganggap Bulog tidak bisa menyerap beras petani karena berebut dengan tengkulak. Selain itu juga Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana ITB ini menambahkan, kelangkaan yang terjadi karena perubahan budaya seperti di Indonesia Timur yang semula makan sagu dan gandum mulai beralih ke nasi.
Sebelum acara diskusi ditutup, Moderator menyampaikan kesimpulan yang juga menjadi saran kepada pemerintah seperti menjadikan sektor pertanian menjadi prioritas pemerintah untuk memberikan lebih dari enam persen dari APBD guna ketahanan pangan.