PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: 06/15/12

Jumat, 15 Juni 2012

Dahlan: RI Negara Agraris Tapi Impor Beras Rp 7 Triliun

Menteri BUMN Dahlan Iskan tak habis pikir, Indonesia sebagai negara agraris tapi masih mengimpor beras dalam jumlah besar. Ini strategi Dahlan agar Indonesia tak lagi impor beras. Dahlan meminta Bulog membentuk pasukan semut untuk menyerap beras petani sebanyak-banyaknya agar tak ada lagi impor beras. "Kita negara agraris, tapi tahun lalu kita impor beras mencapai 1,7 juta ton atau setara dengan Rp 7 triliun, tahun ini jangan sampai kita impor lagi, makanya Bulog saat ini membentuk pasukan semut untuk menyerap beras petani," kata Dahlan di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (14/6/2012). Dikatakan Dahlan, Bulog harus bekerja keras dan dari laporannya, per Juni ini Bulog sudah berhasil menyerap 2,1 juta ton beras dalam negeri. "Sudah berhasil serap 2,1 juta ton per Juni ini, serapan itu jauh lebih baik dibandingkan serapan Bulog selama dua tahun terakhir," ujar Dahlan. Dahlan juga mengaku sudah menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan penurunan produksi padi yang terus menurun. "Tiap musim kedua panen, produksi beras mesti turun 40%, ini pasti ada sebabnya, kata petani itu karena vitamin-vitamin yang di dalam tanah sudah banyak terserap pada musim panen pertama, tapi saya tidak percaya, pasti ada sesuatu," ucapnya. Setelah melakukan kerjasama dengan PT Sang Hyang Seri, akhirnya ketemu sedikit jalan keluar. "Jadi setiap hektar tidak lagi turun produksinya 40% tiap panen musim kedua, tetapi saat ini hanya turun sekitar 3 kilogram," tandasnya. Dahlan mengatakan, sampai saat ini pemeritnah memutuskan tidak akan melakukan impor beras lagi. "Rapat bulan depan, saya yakin diputuskan pemerintah belum akan melakukan impor beras. karena gudang-gudang Bulog sekarang sedang dipenuhi beras dari petani," tandas Dahlan.

Dahlan: Program Pro-Beras Akan Berhasil

Menteri BUMN Dahlan Iskan optimistis program pro-beras BUMN atau proyek food estate akan berhasil. Ia mengklaim program gerakan produksi pangan sistem korporasi hingga saat ini berjalan efektif. "Biasanya bulan Februari hingga Mei ada keputasan impor, tapi sampai saat ini belum ada keputusan impor. Rapat dua kali, diputuskan belum perlu impor beras. Kalau masa tanam kedua dari program pro-beras hasilnya bagus, saya optimistis, tidak ada impor-impor beras," kata Dahlan Iskan dalam kunjungan kerjanya di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (13/5/2012). Dahlan juga tidak peduli dengan cibiran berbagai kalangan bahwa program pro-beras tidak akan berhasil karena program ini sudah lama, sejak kepemimpinan sebelum dia. "Program pro-beras sudah lama sekali. Pelak, program pro-beras sangat ditakuti pejabat. Kalau takut disoroti, diomeli dan dicibir, tidak bisa berbuat apa. Jangan takut," ajak Dahlan. Dahlan memberikan apresiasi kepada petani Dusun Seworan, Wates, Kulon Progo, yang telah berhasil memproduksi gabah yang sangat banyak di luar target Bulog. "Salah satu petani mengatakan kepada saya, biasanya, setiap musim tanam kedua, hasil panennya merosot hingga 40 persen. Penurunan produksi ini karena unsur hara tanah telah diserap pada musim tanam pertama. Dengan program pro-beras, karena manajemennya baik, hasil panen hanya turun 0,3 persen atau turun tiga kilogram per hektar. Program pro-beras dilanjutkan dan dikembangkan secara nasional," kata Dahlan. Lebih lanjut, Dahlan mengaku mendukung Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan petani cabai untuk terus memproduksi cabai. Kementerian BUMN akan memfasilitasinya dengan modal kredit Kliring Berjangka Indonesia. "Saya tidak janji ini. Tapi BUMN punya alat dengan baik. Ke depannya tergantung sikap petani cabai," tutur Dahlan.