PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: 08/18/12

Sabtu, 18 Agustus 2012

Mentan Minta Bulog Jangan Rajin Impor Beras




Jakarta - Menteri Pertanian Suswono meminta Bulog untuk tidak terburu-buru melakukan impor beras untuk memperkuat cadangan beras dalam negeri.

Suswono berharap agar Bulog mengoptimalkan penyerapan beras dalam negeri. "Sekarang ini masih ada panen kok dimana-mana. Jadi Bulog jangan berpikir untuk impor dulu, tapi optimalkan dari dalam," tuturnya, Jumat (17/8/2012).

Menurutnya, bila Bulog mampu menyerap beras dalam negeri secara optimal maka cadangan beras bisa mencapai 1,5 juta ton hingga akhir tahun ini. "Kalau sudah 1,5 juta ton kita sudah tidak usah impor," ungkapnya.

Hingga semester I 2012, jumlah pengadaan setara beras Bulog telah mencapai 2.336.217 ton. Posisi tersebut meningkat 83% dibandingkan realisasi penyerapan Bulog setara beras pada periode yang sama tahun lalu, sebesar 1.276.883 ton. Total realisasi pengadaan beras dalam negeri pada tahun lalu mencapai 1.742.480 ton.

Bulog telah menggelontorkan dana kredit sebesar Rp15,4 triliun atau 77% dari total anggaran sebesar Rp20 triliun, untuk penyerapan beras tersebut. Sampai dengan saat ini, Bulog pun meraup untung hingga Rp 111 miliar.

Bulog: Importir Tunggal Itu Paling "Safe"

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menyatakan, opsi Bulog sebagai importir tunggal adalah yang paling aman untuk menstabilkan harga komoditas yang strategis.
"Kan itu opsi-opsi, kalau Bulog ditanya yang paling safe adalah kalau (importir) tunggal. Itu kan artinya tidak ada distorsi," sebut Sutarto, di kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Sutarto menjelaskan, Pemerintah sekarang ini masih melakukan kajian seperti apa kebijakan yang pas untuk melindungi konsumen dan produsen dari naik-turunnya harga komoditas. Salah satu opsi adalah kemungkinan Bulog menjadi importir tunggal.
Selama ini, jelas Sutarto, Bulog telah menjadi importir tunggal untuk komoditas beras. Artinya, beras menjadi komoditas yang betul-betul dikuasai oleh Pemerintah. Dengan cara itu, ia mengatakan, harga beras pun menjadi stabil.
"Itu artinya yang paling safe. Artinya, kan semua tahu dengan mekanisme beras kemarin yang kita lakukan, itu kan beras tidak ada gangguan masalah harga. Tahun ini betul-betul bisa kita stabilkan," terang dia. Oleh sebab itu, ia pun memandang opsi importir tunggal paling aman untuk diterapkan di komoditas strategis lainnya.
Namun, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan rasa tidak setuju bila Bulog menjadi importir tunggal untuk komoditas selain beras. Gita berpendapat, itu akan mengganggu sistem perdagangan yang sudah terbentuk antara pedagang dalam negeri dan eksportir.
"Karena kalau disruptif, nanti konsumen juga yang dirugikan," sebut Gita, di Jakarta, Selasa (14/8/2012).
Terhadap pandangan Mendag tersebut, Sutarto pun berpendapat bahwa tidak masalah bila eksportir terganggu. Ini mengingat eksportir bukan orang Indonesia.
"Pedagang dalam negeri tergantung bagaimana kita menanganinyakan. Tapi kan itu opsi," lanjut Sutarto. "Agustus (keluar hasil kajiannya)," tandasnya.