PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: Januari 2012

Selasa, 31 Januari 2012

Impor Beras Baru Akan Diputuskan April 2012

JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian Rusman Heryawan mengatakan bahwa persediaan stok beras tetap ada di tiap awal tahun, berkisar empat juta ton. Stok empat juta ton beras di tiap awal tahun tersebar sekitar 1,3 juta ton di gudang Bulog, dan sisanya sekitar 2,7 juta ton di tengkulak, pedagang, dan rumah tangga. “Kajian kita bahwa tiap akhir tahun itu beras kita itu kurang lebih stoknya 4 juta ton. Jadi sebenarnya setiap awal tahun itu ada over barang itu,” demikian diungkapkan Rusman, saat ditemui di kompleks Istana Wapres, Jakarta, Jumat (20/1/2012). Ia menegaskan, jika tidak percaya bahwa ada stok beras 4 juta ton pada tiap awal tahun, maka per 1 Januari, kondisinya tidak ada stok sama sekali. Sehingga berakibat pada semua masyarakat akan tidak makan pada waktu itu. “Itu logikanya begitu,” jelasnya. Karena itu, lanjut Rusman yang juga Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), dirinya mengusulkan agar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan melakukan impor beras pada 2012 ini. Lebih lanjut, ia mengaskan keputusan impor atau tidak, sangat tergantung pada prestasi produksi beras saat memasuki panen raya sejak Februari hingga April nanti. “Tergantung prestasi produksi pada musim tanam sekarang ini. Dan nanti kelihatan sampai April ini.” “Lalu nanti Oktober kita evaluasi. Lalu kita putuskan langkah berikutnya,” lanjutnya. Ditegaskan, keputusan impor beras atau tidak akan diambil setelah bulan April. “Setelah April ini.” jelasnya. Ia juga mengatakan untuk menjaga produksi beras, di tengah prediksi BMKG soal curah hujan yang dapat berdampak banjir, Kementerian Pertanian dan korps pertanian secara keseluruhan akan berada di garda depan untuk menjaga dan melakukan pengawalan.

Bulog: Impor beras Myanmar hanya saat diperlukan

JAKARTA. Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso membantah akan merealisasikan impor beras dari Myanmar dalam waktu dekat. Ia bilang, pihaknya hanya menandatangani memorandum of understanding (MOU) komitmen penyediaan beras dengan asosiasi industri beras di Myanmar. "Jangan disalahartikan, ini hanya MoU, bahwa mereka (Myanmar) menyanggupi menyediakan beras untuk Indonesia jika kita perlukan,” kata Sutarto ketika dihubungi KONTAN, Senin (30/1). Ia bilang, dalam MoU tersebut, Bulog bisa saja membatalkan rencana pembelian jika harga yang beras yang ditetapkan Myanmar terlalu tinggi. “Kalau harganya tidak masuk, ya tidak bisa (impor)," jelas Sutarto. Dalam penjelasannya, MoU dengan Myanmar itu hanya komitmen untuk pengadaan beras sebesar 200.000 ton jika Indonesia membutuhkannya dalam jangka waktu satu tahun ke depan. Kesepakatan itu menurut Sutarto, merupakan komitmen business to business, bukan di bawah payung hukum perjanjian antar dua negara seperti dengan Thailand dan Vietnam. Sebelumnya, asosiasi Industri beras dari Myanmar mengaku sudah menyepakati penjualan beras kepada Perum Bulog sebanyak 200.000 ton. Pihak Asosiasi bilang, transaksi pembelian beras itu akan menjadi pengapalan beras pertama ke Indonesia, setelah ekspor beras Myanmar ke Indonesia terhenti sejak 10 tahun lalu.

Tahun Ini 200 Ribu Ton Beras Myanmar Masuk Indonesia

Myanmar akan mengekspor sebanyak 200 ribu ton beras ke Indonesia pada tahun ini. Hal itu menyusul ditandantanganinya nota kesepahaman antara Perusahaan Umum (Perum) Bulog dan Asosiasi Industri Beras Myanmar (MRIA), di Yangong, Myanmar, Sabtu (28/1/2012). Penandatanganan nota kesepahaman itu, dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan Myanmar, U Pwint San, dan Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Sumarsono. Secara umum, nota kesepahaman itu mengatur kerjasama teknis di bidang pembangunan pedesaan dan pertanian, namun di dalamnya juga tertuang mengenai perjanjian ekspor beras sebanyak 200 ribu ton, sepanjang tahun 2012, dan akan mulai bergulir Februari mendatang. "Bulog dan MRIA menandatangani kesepakatan malam ini, di mana Indonesia akan membeli dari 100.000 sampai 200.000 metrik ton dari 5 persen beras patah Myanmar setiap tahunnya," kata sekretaris MRIA, Ye Min Aung, seperti dikutip dari Reuters, Senin (30/1/2012). Menurutnya satu ton beras patah Myanmar, dihargai sekitar 500 Dollar Amerika di pasar internasional. "Pengiriman pertama sebesar 10.000 ton akan dikirim pada bulan Februari, seperti yang kita telah disepakati," ungkapnya. Myanmar terangnya biasa mengekspor beras patah sebesar 25 persen. Menurut data MRIA, pihaknya mengekspor 537.000 ton di tahun fiskal 2010/2011 (April / Maret), dan 897.000 ton di tahun sebelumnya. Lebih dari 533.000 ton, telah diekspor pada 15 Januari kemarin, di tahun fiskal berjalan. "Kami biasanya ekspor sekitar 700.000 ton dari 25 persen beras patah setiap tahun. Ekspor tahun ini diperkirakan berada di sekitar itu," tutur Ye Min Aung. Bulog sendiri telah mengimpor 1,9 juta ton beras pada tahun lalu dari Thailand, Vietnam dan India, namun pada tanggal 5 Januari kemarin menyatakan akan menghindari impor pada tahun ini, karena ingin menjadi mandiri, seperti di awal 1980-an.

Sabtu, 14 Januari 2012

Sulsel segera jual beras ke Batam

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel Ilham Alim Bachrie mengatakan rencana tersebut adalah tindak lanjut dari pertemuan antara Kadin Sulsel dan Kadin Kepri, beberapa waktu lalu. "Di Batam, konsumsi beras mencapai 15.000 ton per bulan. Sebanyak 5.000 ton akan kami suplai ke daerah tersebut dengan sistem perdagangan antarpulau," ujarnya kepada Bisnis. Namun, karena belum adanya jalur pelayaran dari Makassar ke Batam maka rencana pengiriman beras tersebut akan dilakukan melalui Jakarta untuk kemudian dikirim ke Batam. Adapun untuk merealisasikan rencana itu, dalam waktu dekat ini, Kadin Sulsel akan menandatangani kontrak kerjasama dengan Kadin Kepri. "Untuk tahap awal, kami baru dapat mengirim dalam jumlah kecil, tetapi, tidak menutup kemungkinan di tahun-tahun berikutnya, kami akan mengirim beras dalam jumlah besar ke Batam dengan terus menambah jumlah pengiriman beras ke provinsi tersebut secara bertahap," paparnya. Ilham, menambahkan, tidak akan terjadi kelangkaan beras serta kenaikan harga-harga beras, dengan perdagangan antarpulau tersebut, karena Sulsel telah surplus beras 2 juta ton. "Jadi tidak mungkin akan kekurangan," tegasnya. Bahkan, perdagangan antarpulau tersebut diklaim Ilham akan mendorong perdagangan antara Sulsel dengan beberapa daerah lain di Indonesia sehingga akan menguntungkan Sulsel karena sudah memiliki pasar yang tetap.

Sembako Datang Sabtu Ini

KEPALA Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Natuna, Senagib mengatakan, persediaan sembako di Natuna akan kembali normal pada Sabtu (14/1). Perkiraan itu berdasarkan adanya beberapa kapal perintis, di antaranya kapal milik pengusaha sembako yang akan tiba di Natuna, Sabtu (14/1). Dikatakan Senagib, sebebelumnya kapal perintis tersebut berlabuh di Letung beberapa hari sebelumnya, karena terhambat cuaca buruk dan gelombang laut tinggi di wilayah perairan Natuna. ”Saat ini kapal perintis KM Trigas dalam perjalan ke Sedanau Natuna dari Anambas. Kapal ini membawa persediaan sembako dari Tanjungpinang. Seperti, beras dan sembako lainnya termasuk telur. Tapi belum diketahui berapa jumlah sembako yang dibawa,” kata Senagib dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (11/1). Selain menunggu KM Trigas kata Senagib, ada beberapa kapal barang dari Jakarta menuju Natuna. ”Kapal dari Jakarta disampaikan pengusaha sembako di Sedanau dan Ranai kepada kami. Di antara kapal-kapal itu ada kapal barang milik Robert. Diperkirakan Sabtu ini juga kapal itu merapat ke Ranai,” ujarnya. Namun jika sampai beberapa hari ke depan kapal barang yang ditunggu itu tidak bisa merapat tepat waktu di Natuna, pemerintah katanya sudah berkoordinasi dengan TNI AU di Ranai, untuk mendatangkan sembako menggunakan pesawat. ”Sebenarnya persediaan sembako masih cukup beberapa hari lagi,” ujar Senagib. Menurut Senagib, salah satu kendala pedagang saat untuk mendatang sembako adalah masih kurangnya sarana transporatasi barang dari luar daerah. Sementara kapal pengganti KM Gunung Bintan yang baru beroperasi tidak bisa memuat barang lebih dari 50 ton, karena khusus mengangkut penumpang. Ditambah tarif yang diberlakukan sangat mahal. ”Kami berharap pemerintah provinsi lebih jeli, karena bantuan harus sesuai kebutuhan dan kondisi daerah perbatasan,” harapnya

Harga mulai naik, Bulog percepat penyaluran beras raskin

Dirut Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan jatah beras untuk rakyat miskin (raskin) dibagikan dua kali pada bulan ini, sehingga sepanjang 2012 sedikitnya akan ada 13 kali pembagian beras raskin. “Saat ini memang terjadi gangguan suplai beras, harga cenderung naik dan berarti di lapangan memberatkan masyarakat berpendapatan rendah. Harga beras tidak boleh naik terus,” jelasnya, Rabu 11 Januari. Sutarto mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan penyaluran beras raskin tersebut ke provinsi yang membutuhkan. “Mekanismenya adalah dari Menko Kesra ke Gubernur, lalu ke Bupati, dan seterusnya,” paparnya. Dia menuturkan gangguan suplai beras akan terjadi hingga Februari sehingga penaikan harga juga terjadi sampai bulan itu. Pada Januari-Februari, katanya, memang masa paceklik sehingga juga membuat keadaan ekonomi petani, yang juga target beras raskin, menjadi berat. Berdasarkan catatan Bisnis, subsidi beras raskin pada tahun ini sebesar Rp15,61 triliun dan Bulog bisa mengajukan tambahan anggara dalam APBN-P 2012. Tambahan anggaran itu bisa dipergunakan untuk mengantisipasi pembelian beras dan gabah dari petani dengan harga di atas HPP. Adapun tahun lalu, Bulog menyalurkan beras raskin yang ke-13 pada Desember dengan volume mencapai 300.000 ton. Sutarto mengatakan tidak tercapainya target produksi beras pada tahun lalu membuat semakin sulit keadaan saat ini. “Tahun lalu target produksi beras tidak tercapai 1,6 juta ton sehingga diputuskan untuk melakukan impor diantaranya dari Thailand, India, dan Vietnam,” paparnya. Dia menuturkan dari kontrak impor yang ditandatangani tahun lalu, pada bulan ini akan tiba beras sebanyak 500.000 ton, lalu Februari sebanyak 200.00 ton, dari India, Vietnam, dan Thailand. Sutarto mengatakan saat ini belum ada lagi keputusan pemerintah untuk melakukan impor beras, karena Kementerian Pertanian optimistis produksi beras tahun ini bisa mencapai 72 juta ton atau naik 7 juta ton dibandingkan dengan 2011. “Dengan target 72 juta ton itu,. kalau kondisi normal dalam artian tidak ada bencana alam dan penyaluran beras operasi pasar normal, Indonesia tidak perlu impor lagi,” paparnya. Adapun pemerintah menargetkan agar Bulog pada akhir 2012 memiliki cadangan beras sebanyak 2 juta ton, atau lebih banyak 200.000 ton dibandingkan dengan 2011. Sutarto pernah mengatakan bahwa pada tahun ini harga beras diprediksikan masih tetap tinggi dan sulit turun sesuai dengan harga pembelian pemerintah sehingga pengadaan beras oleh Bulog masih tetap sulit.

Selasa, 10 Januari 2012

Beras dari Vietnam dan India Tiba di Padang Bulan Ini

PADANG- Sebanyak 25.450 ton beras dari Vietnam dan India dalam bulan ini masuk ke Sumatera Barat yang diangkut dengan empat kapal. Kepala Divisi Regional Bulog Sumatera Barat Rizal Efendi mengatakan, dari empat kapal tersebut, tiga kapal berasal dari Vietnam bermuatan 20.450 ton, sementara dari India bermuatan 5.000 ton beras. Tiga kapal dari Vietnam, yaitu Vien Dong bermuatan .6.500 ton dan My An bermuatan 7.550 ton dan Ha Dong bermuatan 6.400 ton. “Apabila keseluruhan beras tersebut sudah masuk, kebutuhan beras untuk enam bulan kedepan dinilai sudah aman sementara kebutuhan beras setiap bulan sebanyak 4.000 ton,” kata Rizal Efendi saat meninjau operasi pasar yang digelar Pemerintah Kota Padang, Sabtu, (17/12). Lebih lanjut Rizal Efendi mengatakan, berbendera Vietnam itu tiba di pelabuhan Teluk Bayur sekitar dua minggu lalu dan hari ini proses bongkar muatan. Sejak datang, kapl tersebut belum bisa merapat ke pelabuhan karena antrian menunggu antrian kapal lain yang sedang proses bongkar barang Disamping itu juga terkendala akibat cuaca kurang baik.

3.600 Ton Beras Vietnam Masuk Balikpapan

Bulog Kalimantan Timur akan kembali mendapatkan 3.600 ton beras impor asal Vietman pada pekan depan. Beras ini merupakan kebijakan pengadaan beras pada tahun 2011 lalu sebanyak 21 ribu ton. "Ini sisa kebijakan tahun 2011 lalu, yang jumlah keseluruannya 21 ribu ton, tapi yang baru masuk 14,5 ribu ton. Diperkirakan tanggal 10 Januari sudah masuk di pelabuhan Semayang dengan menggunakan kapal MV NIH," kata Kepala Bulog Kaltim Abdul Majid, Minggu (8/1). Ia menjelaskan, dengan masuknya beras tersebut, berarti akan menambah stok beras Bulog menjadi 15 ribu ton, sebab saat ini jumlah cadangan beras digudang Bulog hanya sekitar 12 ribu ton. Beras ini nantinya akan diperuntukan untuk warga miskin (raskin), Rutan, Operasi Pasar, dan bencana alam. Dengan jumlah cadangan beras tersebut hanya bisa bertahan untuk 4 bulan kedepan, karena jumlah kebutuhan beras di Kalimantan Timur setiap tahunnya mencapai 36 ribu ton dan sebanyak 31.50 per bulan. "Sebenarnya masih 7 ribu beras impor dari Vietnam yang belum masuk, tapi tahap awal dulu 3.600 ton , sisanya 3.400 ton belum ada estimated time arrival-nya. Kebutuhan wajib beras untuk Kaltim tiap tahunnya 36 ribu ton atau 3150 setiap bulannya. Ini yang digunakan untuk raskin, rutan, bencana alam, dan operasi pasar," ujarnya. Madjid mengungkapkan, selain, mendatangkan beras impor dari Vietnam, pihaknya juga berupaya menyerap beras dari petani lokal (Kaltim), namun jumlahnya sangat sedikit, hanya 3.600 ton setiap tahunnya atau sekitar 10 persen dari jumlah kebutuhan Kaltim. Pada tahun 2012 ini, pihaknya menargetkan penyerapan beras dari petani lokal mencapai 15 ribu ton. Salah satu upaya yang akan dilakukannya adalah menambah jumlah mitra kerja dengan petani khususnya penggililang beras di sentra pertanian padi, seperti Penajam Paser Utara (PPU), dan Kutai Kartanegara (Kukar). "Saat ini jumlah mitra kita 15 unit saja untuk seluruh Kaltim. Paling banyak PPU sama Kukar, upaya lainnya adalah menaikan harga beli beras petani. Saat ini kita beli Rp6.100 per Kg. Tapi kita akan naikan. Kalau nantinya tidak bisa terpenuhi target penyerapan beras lokal 15 ribu ton itu, maka kita akan datangkan dari Jawa dan Sulawesi," ungkapnya. Ia menambahkan, pada tahun 2012 ini kebutuhan beras Kaltim masih seperti tahun 2011 lalu yakni sekitar 36 ribu ton. Dengan jumlah itu sebanyak 80 persen atau sebanyak 2.800 ton diperuntukan untuk rakyat miskin (raskin). "Penyaluran raskin di Kaltim paling banyaj di Kutai Kartengara. Padahal Kukar paling kaya," ujarnya.

Sabtu, 07 Januari 2012

Stok Gula Cuma Sampai Maret

Tren produksi gula dari tahun ke tahun terus menurun, sehingga BUMN Gula diminta lebih profesional untuk mendorong kenaikan produksi gula agar tidak tergantung kepada impor. Pernyataan itu disampaikan Andre Vincent Wenas, Wakil Ketua 1 Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), yang merujuk laporan Dewan Gula Indonesia (DGI) per Januari 2012, di mana posisi stok gula nasional per 15 Desember 2011 hanya 667.000 ton. Stok itu hanya cukup dikonsumsi hingga pertengahan Maret. Vincent mengharapkan keseriusan pemerintah dan BUMN Gula untuk meningkatkan profesionalisme dalam perencanaan bisnis, supaya perencanaan stok pangan nasional di bidang gula juga bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya. "Ini akan menyangkut kebijakan pemerintah untuk menetapkan berapa besar impor gula mentah yang bisa diproses menjadi gula rafinasi demi mencukupi kelangkaan pasokan gula yang bakal terjadi di tahun 2012 ini," tuturnya, kemarin. Pemerintah, tulisnya, perlu menyusun perencanaan produksi gula nasional secara realistis. Pengalaman tahun lalu, rencana produksi 2,7 juta ton hanya tercapai 2,1 juta ton. “Jadi tren produksi menurun terus, padahal permintaan gula konsumsi nasional naik sebesar 1,23% setiap tahunnya," tulisnya. Vincent juga meminta supaya pemerintah mendorong produksi gula konsumsi nasional tahun 2012 ini menjadi 2,7 juta ton. Rinciannya, produksi itu untuk stok 7 bulan konsumsi, ditambah kebutuhan persediaan stok untuk 5 bulan konsumsi di tahun 2013, ditambah peningkatan tahunan sekitar 1,23%. Bio Rincian Stok Gula Nasional Total stok (per 15 Des 2011) 667.000 ton. Gula milik Petani 30.000 ton (4,6%) Gula milik Pedagang 378.000 ton (57%) Gula milik Pabrik 258.000 ton (38%) Produksi Gula Nasional 5 Tahun Terakhir Tahun Jumlah 2007 2,4 juta ton 2008 2,6 juta ton, 2009 2,3 juta ton, 2010 2,3 juta ton, 2011 2,1 juta ton.

BPS Ingatkan Gejolak Harga Beras Awal Tahun

BPS Ingatkan Gejolak Harga Beras Awal Tahun Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mengingatkan gejolak harga beras akan terjadi pada Januari dan Februari bisa diperparah dengan ulah spekulan yang bisa mendorong lonjakan harga beras. "Inflasi di jabar pada Desember 2011 di Jabar 0,62 persen melampaui inflasi nasional, salah satunya karena kenaikan harga beras. Kondisi ini kemungkinan masih akan terjadi pada Januari dan Februari 2012, kenaikan beras harus diantisipasi termasuk praktik spekulan perlu diwaspadai," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Kantor BPS Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono di Bandung, Senin. Menurut Anggoro, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak September 2011 dan terus hingga Desember 2011. Kenaikan harga beras itu dipicu selain oleh permintaan yang tinggi juga karena faktor perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian. Harga beras medium hingga premium, bahkan harga OP beras Bulog juga sudah mengalami kenaikan di akhir Desember 2011. Sementara Januari dan Februari merupakan bulan 'paceklik' di mana musim panen baru tiba Maret 2012. Berdasarkan pantauan BPS, harga beras medium IR I per Desember 2011 Rp7.900 per kilogram, mengalami kenaikan sekitar Rp300 per kilogram dibandingkan September 2011. Hal sama untuk IR 64 yang saat ini harganya Rp7.991 per kilogram, atau naik sekitar Rp300-an dibandingkan dua bulan sebelumnya. "Harga beras medium ada kenaikan rata-rata Rp300-an, sedangkan beras super di atas Rp9.500 per kilogram juga mengalami kenaikan lebih besar lagi," kata Anggoro. Potensi kenaikan harga beras di Januari dan Februari 2011, menurut Anggoro harus diantisipasi semua pihak mulai dari Dinas Indag, Bulog serta lembaga lainnya. Termasuk menggelar Operasi Pasar (OP) di sejumlah titik strategis untuk menghindari terjadinya gejolak harga pasar yang signifikan. Menurut Anggoro, efektivitas operasi pasar akan menentukan pengendalian harga beras pada musim paceklik. Ancaman kenaikan harga beras di akhir tahun juga diakui oleh Ketua Pedagang Pasar Tradisional (Pesat) Jawa Barat, Usep Wijaya yang menyebutkan pihaknya sudah mengantisipasi kenaikan harga beras di awal tahun. Namun sejauh ini pasokan beras masih cukup lancar, meski ada kenaikan harga beras yang terjadi hampir setiap minggu. "Kenaikan beras terjadi hampir setiap minggu sekitar Rp100 hingga Rp200 per kilogramnya. Kami berharap kenaikan pada Januari dan Februari ini tidak terlalu signifikan, bisa di bawah Rp1.000 per kilogram," kata Usep. Pada kesempatan itu, Usep berharap BULOG menyalurkan operasi pasar dengan melibatkan pada pedagang sehingga bisa efektif dalam menekan harga beras di pasar. Berdasarkan hasil pengamatan BPS, hampir sepanjang 2011 seluruh transaksi gabah dan beras di Jawa Barat terjadi di atas Harga Pembelian Pemerintah. Sehingga harga beras di pasaran berada di atas harga pembelian pemerintah. Tingginya harga beras dan gabah pada tahun 2011 tersebut juga mengakibatkan penyerapan beras petani yang dilakukan oleh BULOG praktis tidak bisa optimal sehingga terpaksa pemerintah melakukan mekanisme beras impor untuk menjaga stabilitas stok pangan nasiona

2012, Bulog Targetkan Pengadaan Beras Capai 4 Juta Ton

Bulog targetkan pengadaan beras di 2012 ini bisa mencapai empat juta ton. "Pemerintah kan minta stok akhir tahun ini sebanyak dua juta ton, jadi target pengadaan beras kita sebanyak empat juta ton," ungkap Direktur Utama Bulog Soetarto Alimoerso kala ditemui dalam Rakor Ketahanan Pangan di Kantor Kementerian Perekonomian, di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (4/1/2012). Dia menambahkan, dari empat juta ton tersebut, sebanyak 3,6 juta ton merupakan dari Public Service Obligation (PSO) dan sebanyak 400 ribu ton merupakan komersial. Dia pun melanjutkan bahwa pihaknya menginginkan pengadaan beras tersebut berasal dari dalam negeri sehingga pada tahun ini pihak Bulog pun menargetkan untuk tidak adanya impor pada 2012 ini. "Pokoknya kita target untuk tidak impor pada tahun ini," pungkasnya

Kepala Bulog dan Pemimpin BI Bandung ke Pasar Pantau Harga Beras

Kepala Perum Bulog Divre Jabar Usep Karyana, Pemimpin Bank Indonesia Bandung Lucky Fathul Aziz, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Ferry Sofyan Arif, melakukan peninjauan operasi pasar ke sejumlah pasar di Kota Bandung, Kamis (5/1/2012). Peninjauan pertama dilakukan ke Pasar Kiaracondong, kemudian ke Pasar Kosambi dan terakhir ke Pasar Sederhana. Rombongan yang tiba di Pasar Kiaracondong sekitar pukul 09.00 WIB itu langsung mendatatangi kios-kios yang menjual beras. Sejak awal Januari Bulog sudah mulai melakukan operasi pasar Para penjual beras ditanyai seputar harga beras, antusias masyarakat dengan beras bulog dan kebutuhan beras. Rata-rata, beras Bulog yang dijual di kios-kios penjual beras di pasar dihargai Rp 6.600 per kilogram. Dalam peninjauan di Pasar Kosambi, tim sempat menemukan pedagang beras yang mengoplos beras bulog dengan beras lokal. "Adanya beras bulog ini jadi meringankan yang mahal pak. Soalnya beras lokal yang mahal, susah keluar (terjual-red). Jadi dipolos supaya ketemu ditengah," ujar pedagang yang disapa Pa Haji itu pada rombongan. Ia menuturkan, mencampur beras lokal kulitas bagus asal Sumedang yang harganya Rp 8.000 per kilogram dengan beras Bulog Rp 6.600 per kilogram dengan harga Rp 7.200 per kilogran," katanya. Sementara itu, pedagang beras lainnya, Fatimah (66) mengaku penjualan tak ada masalah, namun ia mengaku khawatir dengan pasokan yang berkurang. "Jualnya sih enggak susah, tapi yang masoknya jarang. Seminggu juga sekali yang masuk," kata Fatimah. Disela-sela kunjungan, Kepala Perum Bulog Divre Jabar Usep Karyana pada 2012 ini baru sekitar 65 ton beras bulog yang disalurkan.