PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: Beras Mahal, Warga Boyolali Makan Jagung

Sabtu, 18 Februari 2012

Beras Mahal, Warga Boyolali Makan Jagung

Warga Desa Sampetan, Kecamatan Ampel yang tinggal di lereng Merbabu mengaku memilih makan nasi jagung daripada beras. Pasalnya, harga beras jauh lebih mahal dibanding dengan jagung. Selain itu, sebagian besar penduduknya menanam jagung di ladang mereka. “Jagung lebih murah dibanding beras. Kami tidak perlu membelinya karena setiap ladang warga menanam jagung. Ini merupakan alternatif makanan pokok setelah beras. Kami memilih jagung lokal bukan jenis hibrida,” tutur Sarni, Warga Baturejo, Sampetan Ampel saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (25/1). Sarni menambahkan jagung putih setelah ditepungkan tidak banyak seratnya. Jagung dihaluskan dengan cara ditumbuk bukan menggunakan mesin penggiling jagung. Sebab, jika harus diselepkan akan membutuhkan banyak uang. Menurutnya, daripada uang untuk menyelepkan jagung menjadi tepung lebih baik untuk membeli bumbu dan kebutuhan lainnya. Kondisi yang demikian bukan hanya dialami warga Dukuh Baturejo saja. Akan tetapi, warga dari dukuh lain seperti Cemorosewu, Ganduman serta Sukorame juga mengonsumsi nasi jagung. Pasalnya, baik pada musim kemarau ataupun penghujan tidak ada makanan pokok lain yang menggantikan jagung. “Sebagian besar petani memilih mengkonsumsi jagung. Harganya jauh lebih murah sekitar Rp2.300/kg. Jika beras harganya lebih mahal dua kali lipatnya yaitu Rp7.000-Rp9.000/kg,” tambah Narni, warga lain. Pada umumnya, warga lereng Merbabu menanam jagung di ladang sendiri. Mereka lalu menyimpan jagung dalam bentuk klobotan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup hingga beberapa bulan. Lahan di Sampetan itu seperti umumnya pertanian di lereng gunung. Tekstur tanah yang miring, berhawa dingin dan tidak cocok ditanami padi. Selain jagung dan sayuran, tanaman tembakau merupakan unggulan daerah setempat. Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD Boyolali, Dwi Adi Agung Nugroho pun mengatakan sebagian besar masyarakat setempat memang mengonsumsi jagung untuk makan sehari-hari.

Tidak ada komentar: