PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: Beras Thailand Masuk sampai 20 Februari 2012

Jumat, 23 Desember 2011

Beras Thailand Masuk sampai 20 Februari 2012

JAKARTA: Thailand memastikan pengiriman beras sebanyak 300.000 ton ke Indonesia akan terealisasi paling lambat 20 Februari 2012, sehingga memperkuat stok barang kebutuhan pokok itu di dalam negeri untuk tahun depan. Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan negosiasi ulang dengan Thailand terkait pembelian beras impor telah tuntas dilakukan beberapa waktu lalu. “Negosiasi terkait waktu pengiriman [yang mundur], mereka bilang karena banjir. Negosiasi bukan mengenai harga. Kalau mengenai harga, saya tidak mau lagi negosiasi,” jelasnya, Rabu 21 Desember. Dia menuturkan pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak terkait dengan waktu pengiriman dari Thailand karena yang dialami Negeri Gajah Putih itu adalah force majeur. Berdasarkan catatan Bisnis, beras sebanyak 300.000 ton dari Thailand sebelumnya diperkirakan paling cepat masuk ke Indonesia pada September-Oktober 2011. Adapun, sempat dikabarkan bahwa Thailand membatalkan menjual beras tersebut ke Indonesia karena harga yang ditawarkan saat kesepakatan dinilai rendah. Di sisi lain, Sutarto memaparkan pada tahun depan Bulog ditargetkan untuk bisa menyediakan beras sebanyak 5 juta ton, termasuk yang harus dicadangkan 2 juta ton. Volume beras yang harus dicadangkan itu meningkat 11% dibandingkan dengan tahun ini sebanyak 1,8 juta ton. Sementara itu, pada tahun depan ada kontrak carry over beras impor sebanyak 500.000 ton. Adapun mengenai jumlah impor beras, Sutarto belum ingin memaparkan rencana tersebut karena terkait dengan produksi di dalam negeri. “Bulog sudah punya skenario untuk 2012. Ada skenario optimistis, pesimistis, dan moderat. Skenario optimistis adalah tidak perlu impor, sementara kalau pesimistis ya produksi di dalam negeri turun, jauh dari target,” jelasnya. Terkait dengan peningkatan harga beras menjelang Natal dan Tahun Baru, Sutarto mengatakan Bulog siap melakukan operaso pasar berapa pun. “Sejumlah pemda sudah meminta untuk dilakukan operasi pasar seperti Sumut, Sumbar, Sumsel, DKI, Banten, Jabar, Papua, Maluku. Di samping itu, kami juga mengharapkan Jateng dan Jatim juga meminta. Total, saat ini sudah 371.000 ton beras untuk OP, diharapkan hingga akhir tahun tidak sampai 400.000 ton,” paparnya. Perkembangan lainnya, Deputi II Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Anang Setiawan menuturkan tahun depan dipastikan harga pokok pembelian (HPP) beras mengalami peningkatan dibandingkan dengan saat ini Rp5.060 per kg. Dia mengharapkan peningkatan HPP beras tidak berdampak buruk pada program penanggulangan kemiskinan yang sedang berjalan. “Tahun depan kalau jadi akan ada pembatasan BBM dan peningkatan tarif listrik. Kami harapkan tidak akan mengganggu program penanggulangan kemiskinan, apalagi HPP beras naik,” jelasnya. Sutarto mengatakan uang tebus untuk beras raskin juga akan mengalami peningkatan dari saat ini Rp1.600 per kg, karena HPP beras juga mengalami penaikan. Setiap keluarga miskin, saat ini mendapat jatah 15 kg raskin per bulan.

Tidak ada komentar: