PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: Akhirnya Beras Impor Dibongkar

Jumat, 23 Desember 2011

Akhirnya Beras Impor Dibongkar

CILEGON - Setelah sempat tertunda, akhirnya beras impor dari Vietnam sebanyak 6.500 ton yang dibawa oleh Kapal MV Ha Dong sudah mulai dibongkar di Pelindo II pukul 22.00 WIB tadi malam. Beras yang diturunkan itu langsung dimuat ke dalam truk untuk didistribusikan ke gudang yang dimiliki Bulog seperti dua gudang di Cikande, Lebak, dan Taktakan. Bongkar muat baru dapat dilaksanakan setelah agen pengiriman barang yaitu PT Gurita Lintas Indonesia melengkapi persyaratan pembongkaran termasuk membayar biaya administrasi bea cukai. Sebelumnya, beras impor ini tidak diperkenankan bongkar muat karena belum mengantongi izin. Padahal Kapal MV Ha Dong sudah tiba di Pelabuhan Ciwandan sejak Sabtu (10/3) pukul 07.00 WIB. Ketua Tim Handling Beras Impor Bulog Subdivre Banten, Guntur, ketika dikonfirmasi pukul 23.15 tadi malam membenarkan. Kata Guntur, aktivitas bongkar muat dilakukan sejak pukul 22.00 WIB. “Saat ini masih berlangsung (pukul 23.15 WIB tadi malam-red). Bila tidak hujan pembongkaran akan terus dilakukan,” ujar Guntur yang masih berada di Pelindo II. Guntur menjelaskan, beras impor yang sudah diturunkan dari kapal itu langsung dimuat ke dalam truk untuk diangkut ke gudang Bulog. Satu truk mampu mengangkut 50 ton. Sebelum dilakukan bongkar muat, kondisi beras sempat diperiksa oleh surveyor independen, PT. Pan Asia. “Ada dua petugas dari Pan Asia.Heri dan Jaya Mereka mengecek kondisi beras. Setelah diketahui beras dalam keadaan baik, barulah aktivitas bongkar muat dapat dilaksanakan,” ujarnya. SOAL KETERLAMBATAN Terkait keterlambatan bongkar muat, General Manager PT Pelindo II Cabang Banten Syarif Usman punya jawaban. Sebelumnya bongkar muat dijadwalkan pada Selasa lalu, kemudian diundur pada Sabtu. Kata dia, Pelindo II tidak tahu-menahu keterlambatan. ”Pelindo hanya sebagai fasilitator, sebagai penyedia sarana dermaga untuk bongkar muat barang. Kami akan menjalankan ketentuan sesuai prosedur yang berlaku. Kita tak mau gegabah sebab nanti malah disalahkan,” tegasnya. Sementara itu, Koordinator Pelaksana Penyidik dan Barang Bukti (PB2) Bea Cukai Merak, Doni Kusmedia mengatakan, penyebab keterlambatan pengiriman beras impor karena minimnya koordinasi dari Bulog Subdivre Banten. Sehingga, surat pemberitahuan impor barang (PIB) tidak dapat dikeluarkan karena perusahaan agen pengiriman barang belum membayar pajak PIB. “Kalau belum membayar, surat PIB tidak bisa keluar,” terangnya. Kata Doni, bea cukai belum dapat mengeluarkan surat pemberitahuan pengeluaran barang (PPB) jika surat PIB tidak ada. “Total biaya yang harus dibayar untuk pajak pengiriman beras sebanyak 6.500 ton adalah Rp 2,9 miliar. Jika ini belum dibayar maka tidak ada PPB, dan barang belum diperbolehkan merapat untuk menurunkan beras,” tegasnya. Di tempat terpisah Kepala Subdivre Bulog Banten, Tb Kun Mulawarman membantah jika keterlambatan tersebut disebabkan kurangnya koordinasi. Menurutnya, keterlambatan tersebut disebabkan karena kantor bank tutup sebab kedatangan kapal Ha Dong pada hari libur kerja (Sabtu dan Minggu). “Proses pembayaran administrasi melalui bank. Sedangkan kapal itu datangnya pada hari libur kerja. Apalagi sistem dokumentasinya on line, jadi tidak dapat dilakukan saat hari libur,” timpalnya. Kata Kun, pihaknya langsung menyelesaikan proses administrasi yang tertunda. Dia menjelaskan, beras yang dibongkar di Pelindo II tersebut milik pemerintah pusat. Jadi, belum tentu akan digunakan dan didistribusikan di Banten. “Kita hanya dititipi sekadar menyimpan di gudang Bulog. Kalaupun nantinya diputuskan untuk Bulog Banten, beras itu akan digunakan untuk kebutuhan cadangan beras untuk rakyat miskin (raskin),” timpalnya. Kun menambahkan, pembongkaran hingga pendistribusian ke gudang-gudang penyimpanan milik Bulog akan dilakukan hingga 31 Maret. Gudang Bulog yang siap menampung antara lain dua gudang di Cikande, Lebak, dan Taktakan. (ass/ila)

Tidak ada komentar: