Impor beras
yang dilakukan Perum Bulog diperlukan untuk menjaga ketahanan pangan meski
secara nasional Indonesia sebenarnya sudah surplus beras 5 juta ton.
Menko
Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan kebutuhan beras nasional setiap tahun
mencapai 33 juta ton, sedangkan produksi tahun diperkirakan mencapai 38 juta
ton.
"Bulog
sendiri berhasil menyerap beras dari petani sampai saat ini sebesar 3,4 juta
ton," katanya di sela-sela Panen dan Penanaman Program On Farm Bulog di
Malang, Rabu (31/10/2012).
Dengan
pengadaan beras oleh Bulog sebanyak setelah dikurangi kegiatan public service
obligation (PSO), maka masih ada cadangan beras sebanyak 1,2 juta ton.
Beras
sebanyak itu mencukupi untuk kegiatan sampai 7 bulan ke depan. Dari sisi
ketahanan pangan, lanjut dia, masih belum aman.
Idealnya
cadangan beras Bulog bisa mencapai 10% dari kebutuhan nasional. Dengan
demikian, maka pengadaan beras setiap tahun harus mencapai setidaknya 3,3 juta
ton, setidaknya mencapai 2 juta ton.
Dengan beras
sebanyak itu, maka Bulog berkemampuan untuk menghadapi situasi luar biasa,
seperti paceklik dengan melakukan pasar.
Dengan
cadangan beras yang kuat oleh Bulog, maka tengkulak tidak akan lagi berani
memainkan harga.
Dalam kontek
ketahanan pangan itulah, dia menegaskan, maka Bulog terpaksa harus mengimpor
beras.
Namun untuk
memenuhi kekurangan stok beras tetap diupayakan agar diperoleh dari produksi
dalam negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar