PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: Petani Jabar Mulai Rasakan Dampak Kemarau

Jumat, 29 Juni 2012

Petani Jabar Mulai Rasakan Dampak Kemarau



Cianjur- Petani dan peternak di kawasan Cianjur bagian utara, Jabar, mulai merasakan dampak musim kemarau, selain kesulitan mendapatkan air untuk menyiram tanaman, peternak di kawasan itu, kesulitan mendapat pakan ternak.

Ratusan petani di Kecamatan Cipanas, Pacet, Mande dan Cikalong, membenarkan hal tersebut. Saat ini petani sayuran mulai merasakan lansung dampak masuknya musim kemarau, akibatnya petani sayuran banyak yang merugi karena tanaman sayuran mereka terserang hama serta layu.

"Terlebih tanaman sayuran jarang disiram karena minim ketersediaan air, begitu juga halnya yang dialami petani padi, dampaknya setiap petani terlambat menanam kembali akibat air untuk mengairi sawah dari irigasi sudah kering," kata Gungun (38) petani sayuran di Kecamatan Pacet.

Hal senada terucap dari Sukur (54) pertani di wilayah Cipanas, dia mengungkapkan, meskipun ada petani yang saat ini panen, baik sayuran maupun padi, kualitas dari tanaman tersebut kurang bagus dan tidak menutup kemungkinan setiap petani merugi.
"Parahnya lagi kerugian yang dialami petani sayuran selain tanaman yang rusak akibat terserang hama penyakit, juga menurunnya nilai jual karena agen yang biasa menampung sayuran dari wilayah Cipanas, saat ini lebih banyak mengambil sayuran dari sentra sayuran yang ada di daerah lain," katanya.

Dia menambahkan, sejak datangnya musim kemarau tanaman kol yang ada di lahan miliknya jarang disiram, kurangnya air tersebut membuat tanamannya mudah terkena hama.

"Akibatnya kwalitas tanaman menjadi berkurang, diperparah dengan jatuhnya harga jual sayuran jenis kol sejak satu pekan terakhir, Rp3.500 perkilogram, saat ini harga menurun drastis Rp1.300 perkilogram," tandasnya.

Sementara itu, sejumlah peternak di wilayah yang sama, mengeluh kesulitan mendapatkan rumput untuk pakan ternak. Pasalnya sejak satu pekan terakhir, untuk mendapatkan rumput segar yang biasanya didapat dengan udah, saat ini, mereka terpaksa harus membeli.

"Rumput liar yang biasa mudah didapat, saat ini mengering kepanasan, sehingga untuk memberi makan ternak, kami terpaksa membeli ke sejumlah petani," kata Misbah peternak di Kecamatan Mande.

Tidak ada komentar: