PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: Bulog Jamin Tak Ada Beras Impor

Kamis, 12 Juli 2012

Bulog Jamin Tak Ada Beras Impor

Bulog Divre Jateng menjamin selama 2012 Jawa Tengah tidak akan menerima beras impor. Sebab selama Januari-Juni 2012 surplus beras di provinsi ini mencapai 2,225, juta ton, dengan total poduksi 3,986 juta ton.
"Kami tetap akan menggunakan beras produksi Jawa Tengah, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Kepala Divre Perum Bulog Jateng Hari Susetyo, Rabu (11/7).
Menurut Hari, Jateng tak perlu khawatir kekurangan beras, sebab di sisa waktu panen gadu sampai dengan Desember nanti, Bulog masih bisa menyerap beras dari petani.
Sejak Januari-Juni, Bulog dapat menyerap 25 persen dari total surplus 2,225 juta ton, dan menyerap total produksi beras sebanyak 14 persen. Apalagi saat memasuki musim rendeng nanti, Bulog mampu menyerap 6.500-7.500 ton per hari, bila dibandingkan musim gadu yang hanya 2.500-3.500 ton per hari.
"Hasil surplus sebagian besar masuk ke gudang-gudang Bulog Jateng. Bila kapasitas gudang tidak mencukupi, Bulog masih memiliki 60 gudang filial milik pemasok beras mitra kerja Bulog," ujarnya.
Hari mengatakan, stok beras di wilayah Jateng cukup hingga Maret 2013. Saat ini stok beras di seluruh gudang Bulog mencapai 405.149 ton, dengan penyaluran raskin per bulan 44.000 ton.
Jumlah stok tersebut diprediksi dapat memenuhi kebutuhan konsumsi beras sampai sembilan bulan ke depan dengan rata rata pengadaan harian mencapai 2.500-3.500 ton per hari.
"Realisasi pengadaan beras sampai 11 Juli sudah mencapai 577.493 ton atau 73,87 persen dari prognosa 2012 yakni 781.750 ton. Bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ada peningkatan realisasi sebesar 111 persen," paparnya.
Guna memperluas area penyerapan beras dan meningkatkan produksi, Bulog melakukan jemput bola dengan kegiatan jaringan semut yang menggandeng gapoktan, dan penggilingan nonmitra.
Bulog juga bekerjasama dengan pemerintah kabupaten melalui penanaman padi dan membeli hasil produksinya. "Program jaringan semut mampu menyumbang hingga 10 persen dari penyerapan beras Bulog," tuturnya.
Soal harga beras, dia meminta ada pengawasan dari dinas terkait soal itu. Sebab bila harga di pasaran tinggi, Bulog akan sulit menyerap beras dari petani. "Tapi Bulog memiliki fungsi komersial, yakni dapat membeli dengan harga lebih tinggi dari HPP, kemudian dijual ke pasar," katanya.

Tidak ada komentar: