PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: 2012, Harga Beras Bisa Rp 10.500/Kg

Jumat, 17 Februari 2012

2012, Harga Beras Bisa Rp 10.500/Kg

Harga beras dalam negeri diperkirakan akan mencapai puncaknya February 2012 Ini disebabkan produksi beras dalam negeri yang cenderung turun. Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Yeka Hendra Fatika memperkirakan, harga beras akan mencapai Rp 9.500 per kilogram (kg) Januari mendatang. Menurutnya, kenaikan harga beras bisa diprediksi meningkat karena harga gabah kering panen di tingkat petani saat ini sudah mencapai Rp 4.000 per kg, sehingga harga beras akan naik menjadi Rp 8.000 per kg hingga akhir tahun ini. & ldquo;Oktober sampai Desember produksi cenderung turun dan akan terjadi kelangkaan sehingga harga akan naik,” kata Yeka saat diskusi Menyoal Data Perberasan Nasional di Jakarta. Yeka mengatakan, kenaikan harga beras terjadi karena produksi di akhir tahun menurun. Selain itu, ada beberapa indikasi penurunan produksi dan ketersediaan beras, yaitu tingkat konversi lahan, serangan hama penyakit, banjir dan kekeringan. Dia yakin, dengan tingginya harga gabah dan beras tersebut, Perum Bulog dipastikan tidak bisa menyerap dan harus impor. Sementara data Kementerian Perdagangan harga rata-rata beras nasional per 12 Oktober tercatat Rp 7.550 per kg atau mengalami kenaikan Rp 3 per kg (0,04 persen) bila dibandingkan 11 Oktober. Sedangkan harga rata-rata bulanan pada Oktober ini sebesar Rp 7.539 per kg. Sementara pada September lalu, harga rata-rata bulanan hanya Rp 7.474 per kg. Hal yang sama diungkapkan Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir. Menurutnya, total kebutuhan untuk konsumsi beras dalam negeri mencapai 33,53 juta ton beras per tahun. Sedangkan produksi beras justru berkurang yang disebabkan besarnya luas lahan yang terkena serangan hama penyakit jumlahnya mencapai 606.095 ton. Ditambah luas lahan yang ada 75 persennya terkena puso atau mencapai sekitar 400 ribu ton. “Produksi beras kita sebenarnya sisanya tipis. Ada kecenderungan petani menyimpan hasil panen di musim ini untuk dikeluarkan November sebagai modal tanam musim,” ujar Winarno. Untuk itu, dia meminta pemerintah menggenjot produksi dengan perluasan lahan dan dukungan anggaran. Saat ini kalangan petani berharap ada dukungan dari pemerintah berupa kenaikan anggaran 10 persen untuk sektor pertanian. Winarno menuturkan, sektor pertanian ini hanya mendapatkan 5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 980 triliun. Menurutnya, dana itu sangat kecil dan mengakibatkan produksi kurang serta kesejahteraan petani makin di bawah standar. “Saat ini hanya 5 persen atau sekitar Rp 65 triliun dan itu meliputi pembelian benih, pupuk dan perbaikan irigasi. Ketahanan pangan bangsa Indonesia ini jangan sepenuhnya diserahkan pada petani kecil dong,” tandasnya.

Tidak ada komentar: