PT. PAN ASIA SUPERINTENDENCE CABANG BATAM: Padi Terserang Puso, Dicabuti Buat Pakan Ternak

Rabu, 19 September 2012

Padi Terserang Puso, Dicabuti Buat Pakan Ternak


Puluhan hektar padi dan kedelai di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur mengalami gagal panen karena terserang puso. Kondisi ini disebabkan kekurangan pasokan air saat tanaman di masa perkembangan.

Akibatnya, para petani mengalami kerugian jutaan rupiah karena untuk menggarap lahan tanaman padi membutuhkan modal minimal Rp 5 juta dan tanaman kedelai minimal Rp 3 juta.

Serangan tanaman padi puso terjadi di Dusun Puhti, Desa Pulerejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Sejumlah petani terpaksa mencabuti tanaman padi mereka yang memasuki usia 45 hari. Pasalnya, tanaman padi itu menguning dan mati karena kekurangan pasokan air.

Usai dicabuti tanaman padi itu, bakal digunakan untuk pakan ternak di rumah masing-masing petani.

Salah seorang petani, Suwarto (39) yang juga menjabat sebagai Humas Kelompok Tani Maju, Dusun Puhti, Desa Pulerejo mengatakan jika di kelompok taninya ada lahan seluas 41 hektar yang ditanami padi. Namun, dari luasan lahan itu sekitar 60 persennya terserang puso dan gagal panen. Dia mencontohkan tanaman padi miliknya sekitar setengah hektar mengalami puso. Dampaknya dia merugi jutaan rupiah.

"Untuk menggarap lahan padi 1 hektar kami membutuhkan modal sekitar Rp 5 juta dan untuk kedelai sekitar Rp 3 juta. Keduanya sama-sama kekurangan pasokan air dan gagal panen. Paling yang bisa dipanen antara 30 sampai 40 persen saja. Jadinya padi yang puso kami cabuti buat pakan ternak. Mau diairi sekarang juga tak bisa diselamatkan," terangnya.

Suwarto menambahkan, jika berhasil petani mampu menghasilkan sekitar 1,4 ton beras dan 8 ton kedelai dalam sekali panen dengan lahan seluas 1 hektar.

"Kalau kondisi hujan panen bagus, kalau kemarau ya seperti ini," paparnya.

Bupati Madiun, Muhtarom menegaskan, jika tanaman padi dan kedelai yang puso itu, disebabkan petani salah mengkalkulasi masa tanam. Menurutnya, tanaman padi dan kedelai yang terserang puso itu, karena keterlambatan masa tanam.

Kendati demikian, pihaknya meminta petani yang tanamannya puso didata dan dilaporkan ke Pemerintah Desa, Kecamatan dan dilanjutkan ke Dinas Pertanian untuk ditindaklanjuti karena puso termasuk bencana kekeringan.

"Makanya orang Jawa dulu selalu memeringatkan jangan tanam kedelai atau palawija setelah Agustus nanti yang subur hanya daunnya tanpa ada buahnya dan rawan.

Tidak ada komentar: